kumpulan skripsi,PTK ,literature pendidikan Dan kesehatan

Saturday 29 January 2011

SKRIPSI TEKNOLOGI PENDIDIKAN

EFEKTIVITAS VCD SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN IPS KELAS IV DI MI TSAMROTUL HUDA 1 JATIROGO
KEC. BONANG KAB. DEMAK 2005/2006

SKRIPSI








Diajukan untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan pendidikan program strata I (S-I) pada Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang


Oleh
MR X












FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN
2006 PERSETUJUAN PEMBIMBING


Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian skripsi.

                                                                  Hari :
                                                             Tanggal :

Semarang, April 2006
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II



Dra Istyarini Drs.Thomas Sukarno, MA
NIP: 131472592 NIP: 130346136
PENGESAHAN


Skripsi ini telah dipertahankan di dalam Sidang Panitia Ujian Skripsi, Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan, Universitas Negeri Semarang pada
Hari : Rabu
Tanggal : 26 April 2006

Panitia Ujian
Ketua Sekretaris



Drs. H. Siswanto, M.M. Drs. Haryanto
NIP. 130515769 NIP. 131472259


Penguji I Penguji II



Drs. Kustiono, M.Pd Dra. Istyarini
NIP. 132060301 NIP. 130350488

Penguji III



Drs. Thomas Soekarno, MA
NIP. 131570050


MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto
Jangan pernah berputus asa dari rahmat Allah dan jangan lupa pertolongan Allah akan turun sesuai dengan tingkat kesulitannya.
Sungguh pada diri Rasulullah itu teladan yang baik bagi kamu, bagi orang yang mengharap rahmat Allah
(Al-Ahzaab 21)



KATA PENGANTAR


Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam yang telah mencurahkan segala rahmat, hidayah, karunia dan bimbingan-Nya sehingga penyusunan skripsi dengan judil “Efektivitas VCD Sebagai Media Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas IV Di MI Tsamrotul Huda 1 Jatirogo Kec. Bonang Kab. Demak 2005/2006” sebagai syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan UNNES dapat terselesaikan.
Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan, dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak, oleh karena itu dengan penuh kerendahan hati penulis ucapkan banyak terimakasih kepada yang terhormat :
Dr. H. A.T. Sugito, SH.MM selaku Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk memperoleh pendidikan formal di UNNES sehingga penelitian ini dapat dilaksanakan dengan baik.
Drs. H. Siswanto, MM selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ijin dan rekomendasi penelitian sehingga penelitian ini dapat dilangsungkan di SMA Teuku Umar Semarang.
Drs. Haryanto selaku Ketua Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan yang telah memberikan kepercayaan untuk dilakukan penelitian tentang Efektivitas VCD Sebagai Media Pembelajaran IPS Kelas IV Di MI Tsamrotul Huda 1 Jatirogo Kec. Bonang Kab. Demak 2005/2006.
Dra. Istyarini selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan saran dan masukan dalam pembuatan skripsi ini.
Drs. Thomas Soekarno, MA selaku dosen pembimbing II yang dengan sabar selalu membantu dan mengarahkan serta memberikan masukan terhadap kesempurnaan skripsi ini.
Drs. Kustiono, M.Pd selaku penguji yang telah memberikan masukannya dalam penulisan skripsi ini.
Bapak Mu’tain, A.Ma selaku Kepala Sekolah MI Tsamrotul Huda 1 Jatirogo Kec. Bonang Kab. Demak yang telah memberikan ijin kepada peneliti untuk melakukan penelitian di lembaga yang dipimpinnya.
Seluruh guru dan staf serta para murid MI Tsamrotul Huda 1 Jatirogo Kec. Bonang Kab. Demak yang telah banyak membantu peneliti sehingga penelitian ini dapat berjalan dengan lancar.
Teman-teman dan semua pihak yang telah membantu dalam menyusun Skripsi ini.
Semoga bantuan dan bimbingan yang telah diberikan menjadi amal kebaikan dan mendapat balasan dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, maka dari itu kritik dan saran yang sifatnya membangun dari berbagai pihak sangat diharapkan guna kelengkapan dan kesempurnaan skripsi ini.
Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri khususnya dan berguna bagi pembaca pada umumnya.

Semarang, April 2006

Penulis
ABSTRAK


Darmawan, Agung Dwi. 2006. Efektivitas VCD Sebagai Media Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas IV Di MI Tsamrotul Huda 1 Jatirogo Kec. Bonang Kab. Demak 2005/2006. Skripsi Halaman. Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I:Dra. Istyarini, Pembimbing II:Drs. Thomas Sukarno, M.A.
Kata Kunci : VCD, Media Pembelajaran,Peningkatan Prestasi Belajar, IPS, Penelitian Tindakan Kelas

Tuntutan masyarakat yang semakin besar terhadap pendidikan serta kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, membuat pendidikan tidak mungkin lagi dikelola hanya dengan melalui pola tradisional. Metode-metode pembelajaran konvensional yang cenderung masih berpusat pada guru (teacher centered), text book centered dan mono media sudah sepatutnya diinovasi karena jika guru masih mendominasi proses pembelajaran maka siswa akan bersikap pasif. Selain itu, siswa akan menganggap proses pembelajaran adalah sesuatu yang membosankan, monoton, kurang menyenangkan, dan berbagai macam keluhan lainnya.
Seperti halnya di MI Tsamrotul Huda 1 Jatirogo Demak dimana guru masih menggunakan metode ceramah dan kurangnya penggunaan media sebagai alat bantu mengajar guru pada pembelajaran IPS, menyebabkan hasil pembelajaran IPS khususnya kelas IV MI Tsamrotul Huda 1 Jatirogo Demak kurang memuaskan dibandingkan dengan mata pelajaran yang lain. Pemilihan VCD pembelajaran sebagai media pendidikan dan sumber pembelajaran IPS mengkondisikan siswa untuk belajar secara mandiri melalui pembelajaran mandiri, siswa dapat berpikir aktif serta mampu meningkatkan motivasi belajar siswa, siswa dapat berperan sebagai peneliti, analis, tidak hanya sebagai konsumen informasi saja. Berdasarkan hal – hal tersebut, diharapkan bahwa VCD pembelajaran mampu meningkatkan prestasi belajar siswa.
Penelitian ini menggunakan prosedur penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh VCD Pembelajaran terhadap pencapaian prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas IV MI Tsamrotul Huda 1 Jatirogo Demak Tahun Ajaran 2005/ 2006. Penelitian ini terdiri dari 3 siklus yaitu siklus I, siklus II dan siklus III. Hasil penelitian ini diperoleh dari tindakan kelas pada siklus I dan tindakan kelas pada siklus II dan siklus III. Hasil penelitian ini terdiri dari hasil tes dan non tes. Hasil ini dapat dilihat pada siklus I yaitu materi tentang teknologi komunikasi, menggunakan media VCD. Siklus II yaitu tentang teknoloogi komunikasi, menggunakan media VCD dan pada Siklus yang ke III adalah materi tentang teknologi komunikasi dan tranportasi juga melalui media VCD. Sedangkan hasil non tes berupa keaktifan siswa selama pembelajaran yang diperoleh melalui kegiatan observasi..
Pada siklus I diperoleh nilai rata-rata hasil pretest sebesar (5,5) dan nilai rata-rata hasil postest hanya (6,7), kemudian pada siklus II nilai rata-rata hasil pretest sebesar (6,2) dan nilai rata-rata hasil postest meningkat menjadi (7,4), dan pada siklus III diperoleh nilai rata-rata hasil pretest sebesar (6,6) dan nilai rata- rata hasil postest meningkat lagi menjadi (8,2).
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa melalui penerapan model pembelajaran menggunakan media VCD pembelajaran, mampu meningkatkan prestasi belajar IPS siswa Kelas IV Di MI Tsamrotul Huda 1 Jatirogo Demak 2005/2006.
Berdasarkan simpulan di atas, maka disarankan bahwa guru IPS hendaknya dalam pembelajaran khususnya pada pokok bahasan alat transportasi dan komunikasi menggunakan media VCD pembelajaran, sehingga pembelajaran menjadi lebih optimal dan siswa memperoleh nilai sesuai target yang diinginkan.




DAFTAR ISI

1.
2.


BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG

        Abad 21 merupakan abad pengetahuan dimana pengetahuan akan menjadi landasan utama segala aspek kehidupan. Abad pengetahuan sangat berpengaruh terhadap pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi, dan lapangan kerja. Pendidikan adalah salah satu hal yang sangat penting untuk membekali siswa menghadapi masa depan. Untuk itu proses pembelajaran yang bermakna sangat menentukan terwujudnya pendidikan yang berkualitas. Siswa perlu mendapat bimbingan, dorongan, dan peluang yang memadai untuk belajar dan mempelajari hal-hal yang akan diperlukan dalam kehidupannya. Tuntutan masyarakat yang semakin besar terhadap pendidikan serta kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, membuat pendidikan tidak mungkin lagi dikelola hanya dengan melalui pola tradisional. Selain tuntutan tersebut, masyarakat menginginkan kebutuhan akan informasi dan komunikasi, dimana informasi dan komunikasi sangat berpengaruh pada kemajuan dibidang pendidikan. Revolusi ilmu pengetahuan dan teknologi, perubahan masyarakat, pemahaman cara belajar anak, kemajuan media komunikasi dan lain sebagainya memberi arah tersendiri bagi kegiatan pendidikan dan tuntutan ini pulalah yang membuat kebijaksanaan untuk memanfaatkan media teknologi dalam pengelolaan pendidikan.
Sebagai bagian dari kebudayaan, pendidikan sebenarnya lebih memusatkan diri pada proses belajar mengajar untuk membantu anak didik menggali, menemukan, mempelajari, mengetahui, dan mengahayati nilai – nilai yang berguna, baik bagi diri sendiri, masyarakat, dan negara sebagai keseluruhan Sudarwan. (1995:3). Selain itu pendidikan mempunyai peranan penting dalam mengembangkan sumber daya manusia, supaya anak didik menjadi manusia yang berkualitas, profesional, terampil, kreatif dan inovatif. Pemerintah Republik Indonesia telah bertekad untuk memberikan kesempatan kepada seluruh warga negara Indonesia untuk menikmati pendidikan yang bermutu, sebagai langkah utama meningkatkan taraf hidup warga negara sebagai agen pembaharu, pendidikan bertanggung jawab dalam mengembangkan dan mewariskan nilai untuk dinikmati anak didik yang selanjutnya nilai tersebut akan ditransfer dalam kehidupan sehari – hari.
Berdasarkan pengamatan peneliti pada waktu observasi, kenyataan dilapangan khususnya pada pembelajaran IPS di MI Tsamrotul Huda 1 Jatirogo Kec. Bonang Kab. Demak guru kurang optimal dalam memanfaatkan maupun memberdayakan sumber pembelajaran karena pembelajaran IPS di MI Tsamrotul Huda 1 Jatirogo Kec. Bonang Kab. Demak cenderung masih berpusat pada guru (teacher centered), text book centered dan mono media. Guru masih mendomonasi proses pembelajaran sedang siswa masih nampak pasif. Guru lebih banyak menggunakan metode ceramah dalam setiap penyampaian materi pelajaran IPS, karena menurut guru tersebut metode ceramah merupakan metode yang paling mudah dilaksanakan oleh setiap guru. Hal ini menyebabkan banyak siswa di MI Tsamrotul Huda 1 Jatirogo Kec. Bonang Kab. Demak menganggap proses pembelajaran IPS ini adalah sesuatu yang membosankan, monoton, kurang menyenangkan, terlalu banyak hafalan, kurang variatif dan berbagai keluhan lainnya. Berdasarkan pada Suplemen Buku Induk Siswa yang berisi daftar nilai atau prestasi siswa berdasar Kurikulum berbasis Kompetensi dapat diperoleh data hasil prestasi nilai rata-rata kelas IV MI Tsamrotul Huda 1 Jatirogo Kec. Bonang Kab. Demak semester I tahun pelajaran 2005-2006 sebanyak 40 siswa yaitu nilai rata- rata kelas sebagai berikut : Pendidkan Agama (78,5); Matematika (70,5); IPA (72,5); IPS (65); Bahasa Indonesia (73,6), Penjas (62,5)
Dari nilai rata – rata diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar pada pembelajaran IPS di MI Tsamrotul Huda 1 Jatirogo Kec. Bonang Kab. Demak terendah no 5 dari mata Matematika, Agama, IPA, Bahasa Indonesia.
Sebagaimana terdapat dalam Undang – Undang No. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 35, yang menyatakan bahwa ”Setiap satuan pendidikan jalur pendidikan sekolah, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun masyarakat harus menyediakan sumber belajar” (artikel Arif, Pemanfaatan Media Massa : 2004 dalam www.google.com), jadi pendidikan tidak mungkin terselenggara dengan baik bilamana para tenaga kependidikan maupun para peserta didik tidak didukung oleh sumber belajar yang diperlukan untuk penyelenggaraan kegiatan belajar yang bersangkutan. Terlebih lagi dalam pembelajaran IPS yang merupakan syntetic science, karena konsep, generalisasi dan temuan – temuan penelitian ditentukan atau diobservasi setelah fakta terjadi menuntut adanya suatu media pendidikan dan sumber pembelajaran yang bisa meningkatkan interaksi dan motivasi belajar siswa.
Sumber pembelajaran adalah segala sesuatu atau daya yang dapat dimanfaatkan oleh guru, baik secara terpisah maupun dalam bentuk gabungan untuk kepentingan belajar mengajar dengan tujuan meningkatkan efektifitas dan efisiensi tujuan pembelajaran. Sedangkan media pendidikan adalah alat, metode dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Hamalik, (1985:23). Gagne (1970) dalam bukunya Sadiman, (1996:6), menyatakan bahwa media pendidikan berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Media pendidikan juga diartikan sebagai media komunikasi yang dipakai dalam kegiatan belajar mengajar. Secara implisit media pendidikan meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri antara lain buku, tape recorder, kaset, video kamera, video recorder, film, slide, foto, gambar, grafik, televisi dan komputer. Gagne dan Briggs (1975) dalam Hamalik (1994:4).
Sebagai sumber pembelajaran IPS, media pendidikan diperlukan untuk membantu guru dalam menumbuhkan pemahaman siswa terhadap materi IPS. Sementara itu, seiring dengan pesatnya perkembangan media informasi dan komunikasi, baik perangkat keras (Hardware) maupun perangkat lunak
(Software), akan membawa perubahan bergesernya peranan guru, termasuk guru IPS sebagai penyampai pesan/ informasi. Guru tidak bisa lagi berperan sebagai satu – satunya sumber informasi bagi kegiatan pembelajaran para siswanya. Akan tetapi siswa dapat memperoleh informasi dari berbagai sumber, salah satunya adalah dari VCD Pembelajaran. Penggunaan VCD pembelajaran ini adalah sebagai alat bantu media bukan sepenuhnya mengganti peran guru dalam mengajar.
Pemilihan VCD pembelajaran sebagai media pendidikan dan sumber pembelajaran IPS mengkondisikan siswa untuk belajar secara mandiri melalui pembelajaran mandiri, siswa dapat berpikir aktif serta mampu meningkatkan motivasi belajar siswa, siswa dapat berperan sebagai peneliti, analis, tidak hanya sebagai konsumen informasi saja, terlebih lagi siswa dan guru tidak perlu hadir secara fisik di kelas (Classroom Meeting) dan proses pembelajaran tidak terbatas oleh waktu. VCD pembelajaran dewasa ini, mulai membudaya dalam masyarakat dan pemutaran VCD pembelajaran dapat diulang setiap waktu serta mudah dioperasikan. Berdasarkan hal – hal tersebut dapat disimpulkan bahwa VCD pembelajaran mampu meningkatkan prestasi belajar siswa. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengkaji permasalahan tersebut dengan judul: ”EFEKTIVITAS VCD SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN IPS KELAS IV DI MI TSAMROTUL HUDA 1 JATIROGO KEC. BONANG KAB. DEMAK 2005/2006”.


2. RUMUSAN MASALAH

      Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu bagaimanakah pengaruh penggunaan media VCD pembelajaran terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS Kelas IV di MI Tsamrotul Huda 1 Jatirogo Kec. Bonang Kab. Demak 2005/2006.

3. TUJUAN PENELITIAN
       Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh VCD Pembelajaran terhadap pencapaian prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas IV MI Tsamrotul Huda 1 Jatirogo Kec. Bonang Kab. Demak Tahun Ajaran 2005/ 2006.

4. MANFAAT PENELITIAN
           Berdasarkan tujuan penelitian diatas dapat diperoleh kegunaan atau manfaat.Adapun manfaat penelitian ini adalah :
A. Manfaat Teoritis
     Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya yang berhubungan langsung dengan pelajaran IPS di Sekolah Dasar Khususnya MI dengan menggunakan VCD pembelajaran sebagai media pembelajaran.
B. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti
Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman bagi peneliti dalam menerapkan pengetahuan yang diperoleh di bangku kuliah terhadap masalah – masalah yang dihadapi di dunia pendidikan secara nyata.
b. Bagi Sekolah
Diharapkan dengan adanya hasil dari penelitian ini dapat menjadi masukan yang berharga bagi pihak sekolah dan upaya sosialisasi perlunya penggunaan media VCD pembelajaran sebagai media pembelajaran alternatif mata pelajaran IPS khususnya di MI Tsamrotul Huda 1 Jatirogo Kec. Bonang Kab. Demak.
c. Bagi Fakultas
Dapat dijadikan perbandingan bagi pembaca yang akan mengadakan penelitian, khususnya tentang pemanfaatan media VCD dalam proses pembelajaran.

E. PEMBATASAN MASALAH
Untuk menghilangkan bias dalam penelitian ini dan mengefektifkan proses, peneliti memberikan rambu–rambu pengkajian sebagai berikut:
Penelitian ini untuk mengevaluasi materi pembelajaran IPS khususnya teknologi komunikasi dan teknologi transportasi dengan menggunakan media VCD pembelajaran guna mengetahui peningkatan hasil prestasi belajar kelas IV di MI Tsamrotul Huda I Jatirogo Kec. Bonang Kab. Demak
Produk VCD pembelajaran yang dibuat oleh peneliti hanya untuk dimanfaatkan sebagai media atau alat bantu pembelajaran dan bukan untuk dievaluasi hasil produknya.
Materi kegiatan belajar mengajar yang diteliti terbatas pada satu pokok bahasan dengan dua pokok bahasan yaitu teknologi komunikasi dan teknologi transportasi.
Target penelitian diarahkan pada siswa kelas IV MI Tsamrotul Huda 1 Jatirogo Kec. Bonang Kab. Demak.

F. PENEGASAN ISTILAH
Efektivitas adalah secara harfiah efektivitas diartikan pengaruh dan mempunyai daya guna serta membawa hasil. Efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti tepat guna KBBI, (1993 : 77). Jadi efektivitas adalah suatu hal yang dikenakan dengan waktu yang cepat dan tepat kegunaannya. Dan dalam penelitian ini artinya apakah ada pengaruh dan adanya daya guna serta membawa hasil didalam penggunaan media VCD pada pembelajaran IPS.
Video Compact Disc adalah Video Disc atau Video Compact Disc merupakan sistem penyimpanan informasi gambar dan suara pada piringan. Sadiman, (1996:295). Jadi VCD adalah kepingan yang menyimpan data dalam bentuk caption, grafis, suara dengan kapasitas maksimal 700 MB.
Media Pembelajaran adalah alat, metode, dan teknik yang digunakan dalam rangka mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah. Hamalik, (1994:12), jadi media pembelajaran merupakan sarana penyampaian informasi agar pembelajaran menjadi menarik dan hasil pembelajaran optimal.
Ilmu Pengetahuan Sosial adalah sebuah program pendidikan dan bukan merupakan sub-disiplin ilmu tersendiri, sehingga tidak akan ditemukan baik dalam nomenklatur filsafat ilmu, disiplin ilmu-ilmu sosial, maupun ilmu pendidikan. Somantri, (2001:89), dalam www.google.co.id. Jadi IPS adalah suatu ilmu yang mengkaji masalah – masalah sosial yang berkembang dalam kehidupan masyarakat. Jadi IPS adalah ilmu yang mempelajari masalah – masalah sosial.
Kelas IV adalah obyek atau penerima pesan atau peserta didik pada tingkatan kelas di SD misalnya dari kelas I naik ke kelas II, III, IV yang masing-masing tingkatan lamanya satu tahun.
MI Tsamrotul Huda 1 Jatirogo Kec. Bonang Kab. Demak adalah tempat pembelajaran di tingkat pendidikan dasar, MI ini terletak di Desa Jatirogo Kec. Bonang Kab. Demak.
Tahun 2005/2006 adalah tahun pelajaran di sekolah yang diawali dari bulan Juli dan diakhiri pada bulan Juni dan merupakan tahun penelitian berlangsung.
Jadi efektivitas VCD sebagai media pembelajaran IPS kelas IV di MI Tsamrotul Huda 1 Jatirogo Kec. Bonang Kab. Demak 2005/2006 adalah pengaruh penggunaan VCD sebagai sarana penyampaian informasi agar pembelajaran menjadi menarik dan hasil pembelajaran menjadi optimal khususnya pembelajaran IPS kelas IV di MI tsamrotul Huda I Kec. Bonang Kab. Demak pada tahun ajaran 2005/2006

BAB II
LANDASAN TEORI

Pembelajaran
Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran adalah perpaduan dari dua aktivitas, yaitu aktivitas mengajar dan aktivitas belajar. Aktivitas mengajar menyangkut peranan seorang guru dalam konteks mengupayakan terciptanya jalinan komunikasi harmonis antara pengajar itu sendiri dengan si belajar. (Rivai, Metode Mengajar dalam www. google.com).
Belajar menurut Aaron Quinn Sartain adalah Suatu perubahan prilaku sebagai hasil pengalaman. Sugandi (2000:4).
Belajar merupakan suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru, berkat pengalaman dan latihan. Pengertian lain belajar yaitu suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Slameto, (2003:2).
Dalam proses belajar mengajar (PBM) akan terjadi interaksi antara peserta didik dan pendidik. Peserta didik atau anak didik adalah salah satu komponen manusiawi yang menempati posisi sentral dalam proses belajar-mengajar. Slameto, (2003:109), sedang pendidik adalah salah satu komponen
manusiawi dalam proses belajar-mengajar, yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang potensial dibidang pembangunan. Slameto. (2003:123).
Dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar tentunya banyak faktor yang mempengaruhi berhasil atau tidaknya kegiatan belajar mengajar. Faktor yang mempengaruhi belajar dibedakan menjadi dua golongan, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang berada di luar individu. Slameto. (2003:54) Yang termasuk faktor Intern antara lain: faktor faktor jasmaniah (faktor kesehatan dan cacat tubuh); faktor psikologis (intelligensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, dan kesiapan); dan faktor kelelahan (kelelahan jasmani dan rohani). Sedang yang termasuk faktor ektern antara lain faktor keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan); faktor sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi guru dan siswa, disiplin sekolah, alat pengajaran, standar pelajajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode mengajar, dan tugas rumah); dan faktor masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat).
Belajar merupakan proses dasar perkembangan hidup manusia. Dengan belajar, manusia melakukan perubahan – perubahan kualitatif individu sehingga tingkah lakunya berkembang. Purwanto, dalam Panen (1999:84). mengemukakan belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku, yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman. Belajar merupakan kegiatan orang sehari-hari kegiatan belajar tersebut dapat dihayati atau dialami oleh orang yang sedang belajar
Suatu pengajaran akan berhasil secara baik apabila seorang guru mampu mengubah diri siswa dalam arti luas menumbuhkembangkan keadaan siswa untuk belajar, sehingga dari pengalaman yang diperoleh siswa selama ia mengikuti proses pembelajaran tersebut dirasakan manfaatnya secara langsung bagi perkembangan pribadi siswa.
Dalam bukunya Sugandi, dkk (2004:9) menyatakan bahwa pembelajaran terjemahan dari kata “instruction” yang berarti self instruction (dari internal) dan eksternal instructions (dari eksternal). Pembelajaran yang bersifat eksternal antara lain datang dari guru yang disebut teacing atau pengajaran. Dalam pembelajaran yang bersifat eksternal prinsip-prinsip belajar dengan sendirinya akan menjadi prinsip-prinsip pembelajaran.
Ciri–ciri dari pembelajaran dalam bukunya Sugandi, dkk (2000:25) antara lain:
Pembelajaran dilakukan secara sadar dan direncanakan secara sistematis;
Pembelajaran dapat menumbuhkan perhatian dan motivasi siswa dalam
belajar;
Pembelajaran dapat menyediakan bahan belajar yang menarik dan
menantang bagi siswa;
Pembelajaran dapat menggunakan alat bantu belajar yang tepat dan menarik;
Pembelajaran dapat menciptakan suasana belajar yang aman dan menyenangkan bagi siswa;
Pembelajaran dapat membuat siswa siap menerima pelajaran baik secara fisik maupun psikologis.
Prinsip-prinsip pembelajaran dalam bukunya Sugandi, dkk (2000:27) antara lain,
Kesiapan Belajar
Faktor kesiapan baik fisik maupun psikologis merupakan kondisi awal suatu kegiatan belajar. Kondisi fisik dan psikologis ini biasanya sudah terjadi pada diri siswa sebelum ia masuk kelas. Oleh karena itu, guru tidak dapat terlalu banyak berbuat. Namun, guru diharapkan dapat mengurangi akibat dari kondisi tersebut dengan berbagai upaya pada saat membelajarkan siswa.
Perhatian
Perhatian adalah pemusatan tenaga psikis tertuju pada suatu obyek. Belajar sebagai suatu aktifitas yang kompleks membutuhkan perhatian dari siswa yang belajar. Oleh karena itu, guru perlu mengetahui barbagai kiat untuk menarik perhatian siswa pada saat proses pembelajaran sedang berlangsung.
Motivasi
Motif adalah kekuatan yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorong orang tersebut melakukan kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan. Motivasi adalah motif yang sudah menjadi aktif, saat orang melakukan aktifitas. Motivasi dapat menjadi aktif dan tidak aktif. Jika tidak aktif, maka siswa tidak bersemangat belajar. Dalam hal seperti ini, guru harus dapat memotivasi siswa agar siswa dapat mencapai tujuan belajar dengan baik.
Keaktifan Siswa
Kegiatan belajar dilakukan oleh siswa sehingga siswa harus aktif. Dengan bantuan guru, siswa harus mampu mencari, menemukan dan menggunakan pengetahuan yang dimilikinya .
Mengalami Sendiri
Prinsip pengalaman ini sangat penting dalam belajar dan erat kaitannya dengan prinsip keaktifan. Siswa yang belajar dengan melakukan sendiri, akan memberikan hasil belajar yang lebih cepat dan pemahaman yang lebih mendalam.
Pengulangan
Untuk mempelajari materi sampai pada taraf insight, siswa perlu membaca, berfikir, mengingat, dan latihan. Dengan latihan berarti siswa mengulang-ulang materi yang dipelajari sehingga materi tersebut mudah diingat. Guru dapat mendorong siswa melakukan pengulangan, misalnya dengan memberikan pekerjaan rumah, membuat laporan dan mengadakan ulangan harian.
Materi Pelajaran Yang Menantang
Keberhasilan belajar sangat dipengaruhi oleh rasa ingin tahu. Dengan sikap seperti ini motivasi anak akan meningkat. Rasa ingin tahu timbul saat guru memberikan pelajaran yang bersifat menantang atau problematis. Dengan pemberian materi yang problematis, akan membuat anak aktif belajar.
Balikan Dan Penguatan
Balikan atau feedback adalah masukan penting bagi siswa maupun bagi guru. Dengan balikan, siswa dapat mengetahui sejauh mana kemmpuannya dalam suatu hal, dimana letak kekuatan dan kelemahannya. Balikan juga berharga bagi guru untuk menentukan perlakuan selanjutnya dalam pembelajaran.
Penguatan atau reinforcement adalah suatu tindakan yang menyenangkan dari guru kepada siswa yang telah berhasil melakukan suatu perbuatan belajar. Dengan penguatan diharapkan siswa mengulangi perbuatan baiknya tersebut.
9. Perbedaan Individual
Masing-masing siswa mempunyai karakteristik baik dari segi fisik maupun psikis. Dengan adanya perbedaan ini, tentu minat serta kemampuan belajar mereka tidak sama. Guru harus memperhatikan siswa-siswa tertentu secara individual dan memikirkan model pengajaran yang berbeda bagi anak didik yang berbakat dengan yang kurang berbakat.
Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar dan sengaja. Tujuan pembelajaran dalam bukunya Sugandi, dkk (2000:25) adalah membantu siswa pada siswa agar memperoleh berbagai pengalaman dan dengan pengalaman itu tingkah laku yang dimaksud meliputi pengetahuan, ketrampilan, dan nilai atau norma yang berfungsi sebagai pengendali sikap dan prilaku siswa. Tujuan pembelajaran menggambarkan kemampuan atau tingkat penguasaan yang diharapkan dicapai oleh siswa setelah mereka mengikuti suatu proses pembelajaran. Tujuan pembelajaran adalah perubahan prilaku dan tingkah laku yang positif dari peserta didik setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar, seperti: perubahan yang secara psikologis akan tampil dalam tingkah laku (over behaviour) yang dapat diamati melalui alat indera oleh orang lain baik tutur katanya, motorik dan gaya hidupnya.
Hal ini dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran merupakan proses melibatkan guru dengan semua komponen tujuan, bahan, metode dan alat serta penilaian. Jadi proses pembelajaran merupakan suatu sistem yang saling terkait antar komponennya di dalam mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan.
Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) disebut juga sebagai synthetic scince karena konsep, generalisasi, dan temuan-temuan penelitian ditentukan atau diobservasi setelah fakta terjadi (Welton dan Malln, 1988:66-67). Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan sebuah program pendidikan dan bukan merupakan sub-disiplin ilmu tersendiri, sehingga tidak akan ditemukan baik dalam nomenklatur filsafat ilmu, disiplin ilmu-ilmu sosial, maupun ilmu pendidikan. Somantri, (2001:89), dalam www.google.co.id) Social Science Education Council (SSEC) dan National Counil for Social Studies (NCSS) menyebutkan IPS sebagai “Social Science Education” dan “Social Studies”.
Pada tahun (1992) dalam www.google.co.id, NCSS telah mendefinisikan IPS sebagai berikut: Social stdies is the integrated study of the social sciences and humanities to promote civic competence. Within the school program, social studies provides coordinated, systematic study drawing upon such disciplines as antropology, archaeology, economics, geography, history, law, pilosophy, political science, psychology, religion and sociology, as well as appropriate content from the humanities, mathematics, and natural sciences. The primary purpose of social studies is to help oung people develop the ability to make informed and reasond decssions for the public good as citizens of a culturally divrse, democratic society in an interdependent world. Stahl and Hartoonian, (2003). Dimana IPS adalah pelajaran sosial yaitu pelajaran terpadu dari pengetahuan social dan kemanusiaan untuk meningkatkan kompetensi masyarakat diprogram sekolah, pelajaran sosial menyediakan penggambaran pelajaran yang terkoordinasi dan sistematis seperti antropologi, arkeologi, ekonomi, geografi, sejarah, hokum, filsafat, ilmu polotik, psikologi, agama dan sosiologi, sebagaimana juga isi kemanusiaan, matematika dan ilmu alam.
Sementara itu, berdasarkan hasil rumusan Forum Komunikasi II HISPIPSI di Jogyakarta (1991) dan menurut versi FPIPS dan jurusan pendidikan IPS dalam www.yahoo.com, dapat diformulasikan bahwa pendidikan IPS untuk pendidikan dasar adalah penyederhanaan adaptasi, seleksi dan modifikasi dari disiplin akademis ilmu-ilmu sosial yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan pedagogis-psikologis untuk tujuan institusional pendidikan dasar dan menengah dalam kerangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila. Pendidikan IPS adalah seleksi dari struktur disiplin akademis ilmu-ilmu sosial yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk mewujudkan tujuan pendidikan dalam kerangka pencapaian tujuan pendidikan nasional yang bedasarkan Pancasila.
Dengan demikian, maka untuk pendidikan dasar dan menengah, IPS diimplementasikan sebagai social studies dan untuk tingkat pendidikan tinggi sebagai social science education. Menurut Depdikbud (1994), IPS yang diajarkan di tingkat pendidikan dasar mencakup bahan kajian lingkungan sosial, ilmu bumi, ekonomi, dan pemerintahan, serta bahan kajian sejarah. Sedangkan untuk jenjang pendidikan menengah didasarkan pada kajian pokok geografi, ekonomi, sosiologi, antropologi, tata negara dan sejarah.
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) secara formal mulai diajarkan di kelas III SD. Dalam pendidikan yang masih bersifat tradisional, mata pelajaran seperti Ilmu Bumi, Sejarah, dan Geografi diajarkan secara terpisah, akibatnya para siswa tidak memiliki kesatuan makna dan masing-masing pelajaran cenderung ke arah pembahasan teoritis belaka sehingga sulit bagi siswa untuk menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Dalam Dokumen Kebijakan Pengembangan Kurikulum (1975-1980), www.google.com, guru dihimbau untuk menggunakan pendekatan terpadu karena pendekatan terpadu untuk IPS akan membuat mutu belajar makin bermakna.
Tujuan utama pelajaran sosial adalah untuk membantu para pemuda mengembangkan kecakapan dalam memutuskan pendapat yang resmi dan beralaskan untuk masyarakat sebagai warga negara yang baik dalam mengembangkan budaya, masyarakat yang berdemokrasi dalam dunia yang global. Sedangkan tujuan pengajaran IPS Sekolah Dasar pada GBPP 1994 yaitu : (1) Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar bertujuan agar mampu mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan dasar yang berguna bagi dirinya dalam kehidupan sehari hari; (2) Pengajaran sejarah bertujuan agar siswa mampu mengembangkan pemahaman tentang perkembangan masyarakat Indonesia sejak masa lalu hingga kini sehingga siswa memiliki kebanggaan sebagai bangsa Indonesia dan cinta tanah air.
Berdasarkan kurikulum 2004 tahun 2004 dalam 1 minggu pembelajaran IPS kelas IV di MI Tsamrotul Huda I Jatirogo Kec. Bonang Kab. Demak dalam satu minggu memerlukan dua pertemuan dimana dalam satu kali pertemuan diberikan alokasi waktu dua jam pelajaran. Jadi dalam satu minggu siswa kelas IV di MI Tsamrotul Huda I Jatirogo Kec. Bonang Kab. Demak mendapatkan empat jam untuk pelajaran IPS.
Dalam proses belajar mengajar IPS di SD, ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan, antara lain:
Dalam mengajarkan mata pelajaran IPS hendaknya dimulai dari lingkungan yang terdekat, yang sederhana sampai kepada bahan yang lebih luas dan komplek. Pengalaman‑pengalaman atau pengetahuan pendahuluan yang diperoleh di lingkungan sebelum masuk sekolah dasar sangat berpengaruh dalam menerima maupun mempelajari konsep dasar, sehingga tugas orang tua dalam hal ini adalah memotivasi agar pengalaman siswa tersebut dijadikan dasar dalam mempelajari IPS.
Dalam belajar Ilmu Pengetahuan Sosial. Pengalaman langsung melalui pengamatan, observasi maupun mencoba sesuatu atau dramatisasi akan membantu siswa lebih memahami pengertian atau ide – ide dasar dalam pelajaran IPS sehingga ingatan siswa terhadap konsep‑konsep yang dipelajari akan lebih mendalam.
Agar pelajaran IPS tetap, menarik, dapat digunakan bermacam‑macam metode. Perlu adanya. variasi penyajian bahan seperti melalui nyanyian, deklamasi, penayangan VCD pembelajaran, bermain peran dan sosial drama.
Dalam mengajarkan IPS, ada bagian yang perlu dihafalkan. Latihan dan pengalaman langsung juga perlu dilaksanakan menjalin suatu kegiatan pemecahan masalah, sehingga pengertian dan pemahaman siswa terhadap suatu konsep dapat diterapkan.
Ruang Lingkup Pembelajaran IPS sekolah dasar kelas IV antara lain yaitu, Semester I
Bab I : Keanekaragaman Suku Bangsa dan Budaya
Bab II : Sumber Daya Alam dan Kegiatan Ekonomi
Bab III : Teknologi Produksi dan Pasar
Bab IV : Hak dan Kewajiban Warga Negara
Bab V : Nilai-Nilai Pancasila, Kepahlawanan dan Patriotisme
Semester II
Bab VI : Teknologi Komunikasi
Bab VII : Teknologi Transportasi
Bab VIII : Kenampakan Alam dan Keragaman Lingkungan
Bab IX : Peninggalan Sejarah
Bab X : Peta Provinsiku
Dalam penelitian ini peneliti memilih dua pokok bahasan bab VI dan bab VII yaitu teknologi komunikasi dan teknologi transportasi. Peneliti memilih bab VIII dan bab IX karena pokok bahasan ini yang sering ditemui oleh siswa baik di lingkungan keluarga, sekolah maupun lingkungan masyarakat. Pengamatan di lapangan terlihat bahwa dalam pembelajaran IPS di SD, masih banyak guru yang belum menggunakan prinsip-prinsip pembelajaran secara optimal dan kegiatan di kelas masih banyak didominasi oleh guru. Sebagian dari jumlah siswa tidak tertarik terhadap pelajaran IPS yang terlihat dari ekspresi jenuh, bosan, dan bersikap pasif dalam menerima pelajaran. Sikap tidak senang dalam menerima pelajaran IPS disebabkan juga karena penyajian IPS lebih banyak memuat aspek kognitif dan terpusat pada hafalan. Akibatnya pelajaran IPS lebih memberi kesan sebagai pelajaran hafalan yang membosankan dan kurang membangkitkan motivasi siswa untuk giat belajar yang pada akhirnya akan mempengaruhi perolehan hasil belajar para siswa.
Dari definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPS merupakan syntetic science, karena konsep, generalisasi dan temuan – temuan penelitian ditentukan atau diobservasi setelah fakta terjadi menuntut adanya suatu media pendidikan dan sumber pembelajaran yang bisa meningkatkan interaksi dan motivasi belajar siswa. Pendidikan IPS di Sekolah Dasar sebagai salah satu mata pelajaran yang bertujuan meningkatkan dan menumbuhkan pengetahuan, kesadaran dan sikap sebagai warga negara yang bertanggung jawab, menuntut pengelolaan pembelajaran secara dinamis dengan mendekatkan siswa kepada realitas objektif kehidupannya. Kreatifitas seorang guru dituntut agar pembelajaran IPS di Sekolah Dasar menjadi mata pelajaran yang menarik bagi siswa, sehingga siswa tidak mengalami kejenuhan, kebosanan, dan menjadikan minat dan motivasi siswa untuk mengikuti mata pelajaran IPS.
Teknologi Pendidikan
Definisi Teknologi Pendidikan
Teknologi pendidikan merupakan suatu proses yang kompleks dan terpadu yang melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan dan organisasi untuk menganalisis masalah, mencari jalan pemecahan, melaksanakan, mengevaluasi dan mengelola pemecahan masalah yang menyangkut semua aspek belajar manusia. Miarso. (1986:1).
Teknologi pendidikan merupakan suatu bidang kajian khusus (spesialisasi) ilmu pendidikan dengan objek formal “belajar” pada manusia secara pribadi atau yang tergabung dalam suatu organisasi. Bidang kajian ini pada mulanya digarap dengan mensintensiskan berbagai teori dan konsep dari berbagai disiplin ilmu ke dalam suatu usaha terpadu, atau disebut dengan pendekatan isomeristik, yaitu penggabungan berbagai unsur yang berkaitan dalam satu kesatuan yang lebih bermakna. Perkembangan bidang kajian ini selanjutnya mensyaratkan pendekatan tambahan, yaitu sistematik dan sistemik. Sistematik artinya dilakukan secara runtut (teratur dengan langkah tertentu), sedangkan sistemik artinya menyeluruh atau disebut pula holistik atau komprehensif. Konvensi Nasional Pendidikan Indonesia, (1994:199 ).
Teknologi pendidikan berkaitan erat dengan keseluruhan metodologi dan serangkaian teknik yang digunakan untuk melaksanakan prinsip-prinsip pembelajaran Cleary, et.al,1976 dalam Pannen (1999:86). Teknologi pendidikan melibatkan sistem, teknik dan alat untuk meningkatkan kualitas proses belajar manusia. Ada empat ciri yang menyertainya, yaitu: definisi tujuan yang harus dicapai oleh siswa, aplikasi prinsip-prinsip belajar ke dalam analisis dan penstrukturan dari mata pelajaran yang akan diajarkan, pemilihan dan penggunaan media yang layak untuk mengajarkan materi, dan penggunaan metode penilaian kinerja siswa untuk menilai efektivitas dari mata pelajaran dan bahan belajarnya.
Teknologi pendidikan adalah suatu bidang yang berkepentingan dengan usaha memudahkan proses belajar dengan ciri khas : (1) memberikan perhatian khusus dan pelayanan pada kebutuhan yang unik dari masing-masing sasaran didik; (2) menggunakan aneka ragam dan sebanyak mungkin sumber belajar; dan (3) menerapkan pendekatan sistem. Lokakarya Nasional Teknologi Pendidikan. Jogyakarta, (1994:140).
Dari definisi teknologi pendidikan di atas dapat disimpulkan bahwa teknologi pendidikan dapat membantu jalannya pembelajaran, mengingat bahwa teknologi pendidikan merupakan suatu proses yang kompleks dan terpadu yang melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan dan organisasi untuk menganalisis masalah, mencari jalan pemecahan, melaksanakan, mengevaluasi dan mengelola pemecahan masalah yang menyangkut semua aspek belajar manusia
Kawasan Teknologi Pendidikan
Pada tahun 1973 Ely mengemukakan bahwa definisi-definisi teknologi pendidikan mengandung tiga tema utama, dengan mengetengahkan bahwa teknologi pendidikan merupakan :
a. Pendekatan sistematik
b. Pengkajian sarana atau cara, dan
c. Suatu bidang untuk diarahkan untuk tujuan tertentu. Seels (1994:22)
Sebagaimana diusulkan oleh Ronald L. Jacobs (1988) dalam Seels (1994: 27) bahwa dalam teknologi pendidikan ada suatu kawasan teknologi kinerja manusia yang mencakup teori dan praktek, dan mengidentifikasi tugas-tugas para praktisi. Berdasarkan kawasan yang diajukan oleh Jacobs, terdapat tiga fungsi, yaitu: fungsi pengelolaan, fungsi pengembangan sistem kinerja, dan komponen sistem kinerja manusia yang merupakan dasar konseptual untuk melakukan fungsi yang lain. Setiap fungsi mempunyai tujuan dan komponen. Subkomponen pengelolaan meliputi administrasi dan personalia. Subkomponen pengembangan adalah langkah-langkah dalam proses pengembangan. Sedangkan subkomponen dari sistem perilaku manusia adalah konsep-konsep mengenai organisasi, motivasi, perilaku, kinerja serta umpan balik.
Menurut Seels (1994: 28) Kawasan TP dapat digambarkan
sebagai berikut :









Bagan 2.1 : Kawasan TP. Seels (1994: 28)
Gambar kawasan TP merupakan rangkuman tentang wilayah utama yang merupakan dasar pengetahuan bagi setiap kawasan.
Berikut deskripsi masing‑masing domain dalam kawasan teknologi pendidikan diatas adalah
(1) Desain

Desain merupakan proses menspesifikasikan kondisi belajar. Domain desain mencakup studi tentang desain sistem pembelajaran, desain pesan, strategi pembelajaran dan karakteristik pembelajaran. Desain sistem pembelajaran merupakan prosedur yang terorganisir mencakup langkah‑langkah antara lain menganalisis, mendesain, mengembangkan, melaksanakan dan mengevaluasi. Desain pesan melibatkan perencanaan untuk mengatur bentuk fisik pesan tersebut. Strategi pembelajaran merupakan spesifikasi untuk menyeleksi dan mengurutkan peristiwa kegiatan dalam sebuah pelajaran.
(2) Pengembangan
Pengembangan merupakan proses penerjemahan spesifikasi desain kedalam bentuk fisiknya. Domain pengembangan diorganisasikan dalam empat kategori yaitu teknologi cetak, teknologi audio visual, teknologi berdasarkan komputer dan teknologi terpadu.
(3) Pemanfaatan atau Pemakaian
Pemanfaatan atau pemakaian merupakan tindakan untuk menggunakan proses dan sumber untuk belajar. Domain ini bertanggung jawab untuk mencocokkan pembelajar dengan materi dan kegiatan spesifik, mempersiapkan pembelajar untuk berinteraksi dengan materi dan kegiatan yang dipilih, memberikan bimbingan selama keterlibatan tersebut, memberikan penilaian hasil dan memadukan pemakaian ini ke dalam keberlanjutan prosedur organisasi. Dalam domain pemakaian terdapat empat kategori yaitu pemakaian media, difusi inovasi, implementasi dan institusionalisasi dan kebajikan dan aturan.
(4) Pengelolaan
Domain managemen melibatkan pengontrolan teknologi pembelajaran melalui perencanaan, organisasi, koordinasi dan supervisi. Dalam domain managemen sendiri terdapat empat kategori domain yaitu managemen proyek, managemen sumber, managemen sistem penyebaran dan managemen informasi. Managemen proyek melibatkan perencanaan, monitoring, pengontrolan desain pembelajaran dan proyek pengembangan. Managemen sumber melibatkan perencanaan, monitoring dan pengontrolan sistem dukungan sumber daya dan layanannya. Managemen sistem penyebaran memfokuskan pada isu produk, seperti persyaratan perangkat keras atau perangkat lunak dan dukungan teknis kepada pemakai dan operator seperti petunjuk untuk desainer dan instruktur. Managemen informasi melibatkan perencanaan, monitoring, pengontrolan, penyimpanan, transfer dan proses informasi untuk belajar.
5) Evaluasi
Evaluasi adalah proses penentuan kesesuaian pembelajar dan belajar. Evaluasi dimuali dengan analisis masalah. Analisis masalah merupakan langkah awal yang penting dalam pengembangan dan evaluasi pembelajaran. Dalam domain evaluasi terdapat empat kategori yaitu analisis masalah, pengukuran beracuan kriteria, evaluasi formatif dan evaluasi sumatif.
Hubungan antar kawasan tidak linier tetapi saling melengkapi, terbukti dengan ditunjukkannya lingkup penelitian dan teori dalam setiap kawasan. Hubungan antar kawasan juga bersifat sinergetik. Sebagai contoh, seorang praktisi yang bekerja dalam kawasan pengembangan menggunakan teori dari kawasan desain, seperti teori desain sistem pembelajaran dan desain pesan. Seorang praktisi yang bekerja dalam kawasan desain menggunakan teori mengenai karakteristik media dari kawasan pengembangan dan kawasan pemanfaatan dan teori mengenai analisi masalah dan pengukuran dari kawasan penilaian. Sifat saling melengkapi dari hubungan antar kawasan dalam bidang dapat dilihat dalam gambar berikut :





Bagan 2.2 : hubungan antar kawasan dalam bidang. Seels (1994:28)
Dari gambar di atas dapat terlihat bahwa setiap kawasan memberikan kontribusi terhadap kawasan yang lain dan kepada penelitian maupun teori yang digunakan bersama oleh semua kawasan. Sebagai contoh, teori yang digunakan bersama ialah teori mengenai umpan balik yang dalam beberapa hal digunakan oleh setiap kawasan. Umpan balik dapat masuk dalam strategi pembelajaran maupun dalam desain pesan. Putaran umpan balik digunakan dalam sistem pengelolaan, dan penilaian juga memberikan umpan balik. Seels (1994: 28). Teknologi pendidikan merupakan suatu proses yang kompleks dan terpadu yang melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan dan organisasi untuk menganalisis masalah, mencari jalan pemecahan, melaksanakan, mengevaluasi dan mengelola pemecahan masalah yang menyangkut semua aspek belajar manusia.
Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini termasuk dalam kawasan pemanfaatan. Proses pemanfaatan media merupakan proses pembuatan keputusan yang didasarkan pada spesifikasi desain pembelajaran guna mempersiapkan pembelajar untuk berinteraksi dengan materi dan kegiatan yang dipilih dan memberikan bimbingan selama proses pembelajaran itu berlangsung. Pemakaian VCD untuk pembelajaran IPS berarti menggunakan sumber‑sumber belajar secara sistematis, VCD di buat oleh peneliti hanya sebagai produk untuk dimanfaatkan sebagai sumber pembelajaran. Dengan dimanfaatkannya VCD sebagai media pembelajaran siswa dapat lebih memahami materi IPS khususnya teknologi komunikasi dan teknologi transportasi dan prestasi belajar siswa pada pembelajaran IPS menjadi meningkat.

Media Pembelajaran
1. Pengertian Media
Setiap satuan pendidikan jalur pendidikan sekolah, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun masyarakat harus menyediakan sumber belajar (artikel Arif, Pemanfaatan Media Massa : 2004 dalam www.google.com), jadi pendidikan tidak mungkin terselenggara dengan baik bilamana para tenaga kependidikan maupun para peserta didik tidak didukung oleh sumber belajar yang diperlukan untuk penyelenggaraan kegiatan belajar yang bersangkutan.
Sumber pembelajaran adalah segala sesuatu atau daya yang dapat dimanfaatkan oleh guru, baik secara terpisah maupun dalam bentuk gabungan untuk kepentingan belajar mengajar dengan tujuan meningkatkan efektifitas dan efisiensi tujuan pembelajaran. Pengertian sumber belajar secara sempit adalah daya yang bisa dimanfaatkan guna kepentingan proses belajar – mengajar, baik secara langsung maupun tidak langsung, sebagian atau secara keseluruhan. Rivai dan Sudjana (1989:76). Pengertian sumber belajar yang luas diberikan Edgar Dale dalam Rivai dan Sudjana (1989:76), yaitu Edgar Dale menyatakan bahwa pengalaman yang dapat memberikan sumber belajar diklasifikasikan menurut jenjang tertentu, berbentk kerucut pengalaman. Perjenjangan jenis – jenis pengalaman tersebut disusun dari hasil yang kongkret sampai yang abstrak. Untuk lebih memahami tentang sumber belajar dari pengalaman Edgar Dale berikut ini adalah bagan kerucut pengalaman dari Edgar Dale. Rivai dan Sudjana (1989:76)

lambang kata
lambang visual
gambar tetap, rekaman, dan radio
gambar hidup
televisi
pameran dan museum
darmawisata
percontohan
pengalaman dramatisasi
pengalaman tiruan
pengalaman langsung dan bertujuan
Bagan 2.3 : Kerucut Pengalaman dari Edgar Dale. Rivai dan Sudjana (1989:76)

Pada hakekatnya kegiatan belajar mengajar adalah proses komunikasi. Proses komunikasi harus diciptakan atau diwujudkan melalui kegiatan penyampaian dan tukar menukar pesan atau informasi oleh setiap guru dan peserta didik. Agar tidak terjadi kesesatan dalam proses komunikasi perlu digunakan saran yang membantu proses komunikasi yang disebut media. Dalam kegiatan belajar mengajar, siswa tidak terlepas dari media. Media menjadi sarana yang efektif dan efisien dalam menunjang kegiatan pembelajaran. Dalam hal ini, siswa cenderung lebih tertarik serta mudah menyerap informasi yang disampaikan yang disampaikan media.
Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara atau pengantar. Dalam bahasa arab media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Gerlach&Ely dalam Arsyad (2002:3), mengemukakan bahwa media adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, ketrampilan dan sikap. Media adalah kata jamak dari medium yang dalam arti umum dipakai untuk menunjukkan alat komunikasi. Istilah ini menunjukkan segala sesuatu yang membawa atau menyalurkan informasi antara sumber dan penerima, karena itu film, televisi, radio, rekaman, photo, alat visual yang dipoyeksikan, barang cetakan, dan lain – lain sejenis itu adalah media komunikasi untuk menyampaikan pesan, gagasan atau ide.
AECT di Amerika memberikan batasan media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan/ informasi. Sementara itu Briggs (1970) dalam Sadiman, (1996:6) berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar.
Sesuatu dapat dikatakan sebagai media pendidikan/ pembelajaran apabila mereka (media) itu membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran. Sedangkan media pendidikan adalah alat, metode dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Hamalik (1985:23).
Gagne dan Briggs (1975) dalam Arsyad. (2002:4), mengatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran misalnya buku, tape-recorder, kaset, film, video, slide, dan lain-lain. Menurut Hamalik (1994:12) media pendidikan adalah alat, metode, dan teknik yang digunakan dalam rangka mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah.
Media pembelajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam pengajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapainya.
Berpedoman pada semua pendapat yang telah dikemukakan dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah bahan, alat, maupun metode/ teknik yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar, dengan maksud agar proses interaksi komunikasi edukasi antara guru dan anak didik/ warga belajar dapat berlangsung tepat guna dan berdaya guna.
Rivai&Sudjana (2002:2) mengemukakan manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa yaitu :
a. Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar;
b. Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pengajaran;
c. Metode pengajaran akan lebih bervariasi, tidak semata–mata komunikasi verbal melalui penuturan kata–kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar pada setiap jam pelajaran. Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraioan guru tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemontrasikan, memamerkan dan lain–lain.
Proses belajar mengajar pada hakekatnya proses komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan dari sumber pesan melalui saluran/ media tertentu ke penerima pesan. Pesan berisi ajaran dan didikan yang ada dikurikulum dituangkan oleh guru atau sumber lain ke dalam simbol-simbol komunikasi baik simbol verbal (kata-kata lisan ataupun tertulis) maupun simbol non verbal atau visual. Sadiman, (2002:11)
Hamalik dalam Arsyad, (2002:15) mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pengajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu. Selain membangkitkan motivasi dan minat siswa, media pembelajaran juga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data dan memadatkan informasi. Edgar Dale dalam Arsyad (2002:15) memperkirakan bahwa perolehan hasil belajar seorang peserta didik melalui indra pandang berkisar 75%, melalui indra dengar 13%, dan melaui indra lainnya sekitar 12%.
Menurut Nana Sudjana (1990:2), media pengajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapainya. Alasan media pengajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa adalah : (a) pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga menumbuhkan motivasi belajar, (b) bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga akan lebih dapat dipahami oleh para siswa, dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pengajaran secara lebih baik, (c) metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru atau dosen sehingga siswa tidak mengalami kebosanan, (d) siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, tidak hanya mendengarkan penjelasan dari guru tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, mendengar, melakukan/ mendemonstrasikan dan lain-lain.
Seorang guru harus memiliki pengetahuan dan pengalaman yang cukup tentang media pembelajaran, yang meliputi :
Media sebagai alat komunikasi guna lebih mengefektifkan proses belajar mengajar;
Fungsi media dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.
Seluk beluk proses belajar;
Hubungan antara metode mengajar dan media pendidikan;
Nilai atau manfaat media pendidikan dalam pengajaran;
Pemilihan dan penggunaan media pendidikan;
Berbagai jenis alat atau teknik media media pendidikan;
Media pendidikan dalam setiap mata pelajaran;
Usaha inovasi dalam media pendidikan.
Kareketeristik berbagai jenis media yang biasa dipakai dalam kegiatan belajar mengajar antara lain yaitu :
Berdasarkan Indra yang Digunakan
a. Media Audio
Media audio berkaitan dengan indra pendengaran pendengaran, pesan yang disampaikan dituangkan kedalam lambing-lambang auditif baik verbal maupun non verbal. Beberapa jenis media audio antara lain, radio, alat perekam pita magnetik, piringan hitam dan laboratorium bahasa.
b. Media Visual
Media visual berkaitan dengan indra penglihatan, misalnya gambar, diagram, grafik, dan sebagainya.
c. Media Audio Visual
Media audio visual adalah media intruksional modern yang sesuai dengan perkembangan jaman, meliputi media yang dapat didengar, dilihat, dan yang dapat didengar dan dilihat. Adapun jenis media audio visual antara lain, film bingkai, film rangkai, media transparansi, film, televisi, video/ VCD. Video/ VCD sebagai media audio visual semakin lama semakin lama semakin populer dalam masyarakat, dengan banyak dijualnya VCD dipasaran VCD bukan lagi barang yang mahal. Pesan yang disampaikan video/VCD adalah fakta, maupun fiktif, bisa bersifat informatif, edukatif, maupun intraksional. Sebagian besar tugas film dapat digantikan oleh video/ VCD. Tapi ini tidak berarti bahwa video/ VCD akan menggantikan kedudukan film.
Berdasarkan Jenis Pesan
d. Media Cetak
Merupakan bahan cetak dari bahan intraksional, misal : buku, pamlet, koran, dan sebagainya
e. Media Noncetak
Media yang bukan dicetak, misalnya media melalui radio.
f. Media Grafis
Yang dimaksud dengan media grafis adalah semua media yang mengandung grafis (tulisan/gambar). Adapun jenis dari media grafis yaitu:
Media bagan, adalah penyajian diagramatik suatu lambang visual.
Media grafik, adalah media yang membuat penyajian perlakuan data-data bilangan secara diagramatik.
Media poster, adalah media yang digunakan untuk menyampaikan informasi, siaran atau ide, misalnya : poster penghijauan, poster lalu lintas, dll.
Karikatur, adalah bentuk informasiyang selain lucu juga bersifat sindiran.
Media gambar, adalah media yang merupakan reproduksi bentuk asli dalam dalam dua dimensi, yang berupa foto/lukisan.
g. Media Non Grafis
Berdasarkan Sasarannya
h. Media Jangkauan Terbatas (tape)
i. Media Jangkauan Yang Luas (radio)
Jerold Kemp (1986) dalam Rohani (1997:16), mengemukakan klasifikasi media pembelajaran sebagai berikut :
Printed media (media cetak);
Display media (media pameran);
Overhead transparencies;
Audiotape recording (rekaman pita audio);
Slide series dan filmstrips;
Multi image presentation;
Video recordings and motion picture film (rekaman video dan film);
Computer based instruction (pembelajaran berasaskan computer).
Jenis dan karakteristik media yang digunakan dalam penelitian ini adalah media audio visual video compact disc. Media audio visual yang dipergunakan adalah video compact disc pembelajaran IPS dengan materi Komunikasi, Transportasi dan Pasar.
Karakteristik media audio visual diantaranya mempunyai kelebihan yaitu (1) selain bergerak dan bersuara, film ini dapat menggambarkan suatu proses, (2) dapat menimbulkan kesan tentang ruang dan waktu, (3) tiga dimensional dalam penggambarannya, (4) suara yang dihasilkan dapat menimbulkan realita pada gambar dalam bentuk impresi yang murni, (5) jika film itu suatu pelajaran, dapat menyampaikan suara seorang ahli dan sekaligus memperlihatkan penampilannya, (6) kalau film itu berwarna, jika autentik dapat menambahkan realitas kepada medium yang sudah realistis itu, (7) dapat menggambarkan teori sains dengan teknik animasi. Sulaeman, (1981:191).
Sedangkan kekurangan media audio visual diantaranya yaitu : (1) film bersuara tidak dapat diselingi dengan keterangan-keterangan yang diucapkan selagi film berputar. Memang film dapat dihentikan sementara waktu untuk memberi penjelasan, namun hal itu akan mengganggu keasikan penonton, (2) jalan film terlalu cepat; tidak semua orang dapat mengikutinya dengan baik. Lebih-lebih kalau film dipertunjukkan kepada orang yang kurang pendidikan. Mereka tidak dapat mencernakan apa yang berlalu dihadapan mata mereka dalam tempo yang begitu cepat, (3) apa yang sudah lewat tidak dapat diulang kalau ada bagian film yang harus mendapat perhatian kembali. Atau seluruh film harus diputar kembali. Sulaeman, (1981:192).
Batasan-batasan mengenai pengertian media di atas dapat disimpulkan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim dan penerima sehingga merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.
Media Video Compact Disc (VCD) Pembelajaran
VCD sebagai salah satu dari media belajar dikenal juga dengan istilah audio visual aids, yaitu alat – alat yang audible artinya dapat didengar dan alat–alat yang visible artinya dapat dilihat. VCD ini sangat bermanfaat dalam menciptakan cara berkomunikasi yang efektif.
Video Compact Disc adalah system penyimpanan dan rekaman video dimana signal audio-visual direkam pada disket plastik, bukan pada pita magnetik. Arsyad (2002:36). Penjelasan tentang Video Compact Disc ini, antara lain: “VCD stands for 'Video Compact Disc' and basically it is a CD that contains moving pictures and sound” (www.video_help.com) artinya kurang lebih VCD merupakan kependekan dari Video Compact Disc dan pada dasarnya Video Compact Disc adalah keping CD yang berisi gambar yang bergerak dan suara. Satu keping Video Compact Disc mempunyai kapasitas untuk menyimpan gambar bergerak dan suara stereo yang bermutu selama 74 / 80 menit pada 650 MB / 700 MB CD. Video Compact Disc mengandung video dan suara yang lebih bermutu daripada kaset VHS dan dapat diputar di disk player atau computer.
Video Disc atau Video Compact Disc merupakan sistem penyimpanan informasi gambar dan suara pada piringan. Sadiman (1996:295). Media Video Compact Disc merupakan perpaduan antara media suara (audio) dan media gambar (video), yang sangat memungkinkan terjalinnya komunikasi dua arah antara guru sebagai tenaga pengajar dengan siswa di dalam proses pembelajaran. Media Video Compact Disc merupakan sinkronisasi antara media audio dan video yang saling mendukung yang mampu menggugah perasaan dan pemikiran bagi audien atau pendengar.
Media Video Compact Disc mempunyai dua perangkat yaitu perangkat keras atau hardware dan perangkat lunak atau software. Adapun perangkat keras dari Video Compact Disc adalah player atau alat yang memproses perangkat lunak ke dalam tampilan gambar, sedangkan perangkat lunaknya adalah berupa kepingan disk, yang berisi data yaitu Pembelajaran IPS. Selain player dan kepingan disk atau software ada alat yang membantu fungsi player dan kepingan disk dalam menampilkan gambar, alat tersebut berupa televisi yang nantinya dihubungkan dengan player melalui kabel. (Delivery Methods - Online & Distance Learning Colorado State Continuing Education.htm, 2005 dalam www.yahoo.com) juga menyatakan ada dua macam bentuk dari VCD :
Pra-rekaman
Perekaman Video Compact Disc ini dilakukan sebelum pembelajaran dimulai jadi sebagai tambahan informasi atau bekal diawal pembelajaran.
Perekam secara langsung
Video Compact Disc ini direkam secara langsung diruang kelas sehari – hari.


Ada beberapa alat yang digunakan untuk memutar VCD antara lain
DVD Player yang sudah beredar dipasaran.
VCD Player yang ada.
Semua computer yang sudah dilengkapi denga CD ROMS / DVD ROMS dengan menggunakan bantuan software MPEG-1 yang memadai ( Seperti Windows Media Player, Subhash VCD Player, dan Quick VCD Player.
Play Station I, Sega Satura, dan Dreamcast dengan VCD Addon, dan lain – lain. (Delivery Methods - Online & Distance Learning Colorado State Continuing Education.htm, 2005 dalam www.yahoo.com )
VCD termasuk juga multi media, dimana untuk mengoperasikan Video Compact Disc bisa mengggunakan komputer. Menurut Walter Oleksy (1995) dalam www.google.com bahwa multimedia adalah perkataan teknologi untuk perkakasan (hardware) dan perisian (software) yang membawa bersama – sama berjenis – jenis media teks, illustrasi – illustrasi, gambar – gambar foto, bunyi, suara, animasi dan video dalam komputer.
Di dalam pembuatan Video Compact Disc di samping membuat naskah dan menyuting obyek kita juga menggunakan teknik yang menggabungkan data, teks, gambar, grafik, animasi, bunyi dan video.
Di era globalisasi ini penggunaan teknologi komunikasi dan informasi sangat penting bagi majunya dunia pendidikan. Teknologi komunikasi dan informasi sangat penting bagi dunia pendidikan, saat ini tidak hanya sebagai media alternatif untuk melaksanakan proses belajar mengajar, tetapi sudah harus diposisikan sebagai alat dalam kompetisi pendidikan. Dalam praktik informasi, layanan jenis apapun akan tersedia, di manapun, kapanpun dan ke manapun kita berkomunikasi akan tak terukur lagi, Semakin berkembangnya teknologi komunikasi dan informasi serta desakan kompetisi global, pendidikan melalui media teknologi komunikasi dan informasi sudah waktunya diterapkan. Teknologi komunikasi dan informasi harus dimanfaatkan untuk dunia pendidikan, karena bisa menembus dinding penyekat, murah meriah dan jangkauannya lebih luas dan tidak mengenal waktu,.
Saat ini, telah dikembangkan model pembelajaran dengan menggunakan multi media berupa kaset dan Video Compact Disk (VCD). VCD ini sangat bermanfaat dalam menciptakan cara berkomunikasi yang efektif, dengan jangkauan luas, cepat, merata, logis dan ilmiah sebagai partner guru dalam mengajar. Dengan sistem pembelajaran tersebut para siswa dituntut aktif. Semua program dan kebijakan tersebut diarahkan untuk mencapai kebijakan pendidikan dan kebudayaan, berupa memperluas kesempatan memperoleh pendidikan, meningkatkan mutu dan produk pendidikan, dan ketahanan kebudayaan.
Unsur dari VCD Pembelajaran antara lain adalah kesesuaian dengan tujuan, penyajian materi dan penampakan gambar, VCD menarik dan mudah dipahami.

Kelebihan dari VCD untuk pembelajaran antara lain :
Jangkauan VCD sangat luas, cepat, merata dan ilmiah.sebagai partner guru dalam mengajar;
Dengan VCD siswa akan menjadi lebih aktif dalam mengikuti proses belajar mengajar;
Harganya murah;
Siswa dapat belajar sendiri dirumah dengan menonton VCD tersebut;
VCD dapat menunjukkan unsur gerak sekaligus suara karena dalam penayangannya VCD gerakan dapat diperlambat ataupun dipercepat;
VCD dapat menunjukkan objek besar atau kecil, suatu objek dapat juga diperbesar ataupun diperkecil dengan VCD;
Penayangan VCD dapat diulang-ulang sehingga siswa dapat belajar sendiri dirumah dengan menonton VCD tersebut;
Dapat dengan mudah di duplikat;
Ukuran VCD sangat praktis, mudah dibawa.
Selain manfaat di atas, VCD juga mempunyai kekurangan, antara lain :
Dalam memproduksi isi VCD perlu biaya banyak (mahal);
Dalam memproduksi juga perlu ahli;
Perlu waktu yang lama dalam membuat film;
Perlu perawatan;
Mudah rusak karena tergores;
Apabila siswa belajar sendiri dirumah dengan menonton VCD tersebut dan ada materi yang tidak diketahui, siswa tidak bisa bertanya langsung kepada guru.
Dalam menggunakan VCD dibutuhkan video player ataupun CD Room, adapun cara penggunaannya adalah sebagai berikut : masukkan VCD ke dalam tempat kaset compact disc, setelah itu pilih tombol sesuai dengan fungsinya :
Eject berfungsi untuk membuka dan menutup tempat kaset VCD;
Power berfungsi mematikan VCD;
Next berfungsi untuk menayangkan tayangan berikutnya;
Minimize untuk memperkecil tampilan;
Maximal untuk memperbesar tampilan;
FB untuk memperlambat gerakan;
FF untuk mempercepat gerakan;
Return untuk kembali ke tayangan sebelumnya;
Mute untuk menghentikan suara;
Pause untuk menghentikan tampilan.
Tahap – tahap pembuatan VCD Pembelajaran
Peralatan dan Bahan
Pembuatan VCD Pembelajaran kita membutuhkan beberapa alat dan bahan. Alat tersebut berguna untuk mengambil gambar atau menyoting obyek yang akan dibuat VCD Pembelajaran.
Alat – alat tersebut antara lain :
1. Video Camera Recorder atau sering disebut Handycam Vision TM seri CCD.TRVIGE;
2. Tripot;
3. Komputer Pentium IV;
Bahan – bahan pembuatan VCD Pembelajaran antara lain :
Kaset Handycam Hi8;
Blank CD-R / CD-RW;
2. Penyusunan Program Materi
Proses penyusunan program materi atau penulisan naskah menurut Haryono (1987:14 ) berdasarkan langkah – langkat berikut ini :
a. Menulis Rasional dari produk yang dibuat.dan sinopsis;
b. Menetapkan identitas program;
c. Merumuskan tujuan pembelajaran;
d. Mengidentifikasi audiens;
e. Mengidentifikasi GBIP;
f. Menetapkan treatmen;
g. Membuat naskah;
Penyusunan program materi, pertama kali ditetapkan mata pelajaran, kelas, semester, pokok materi, kompetensi dasar, hasil belajar, dan indikator setelah itu rangkaian materi
Rancangan materi yang akan dibuat dalam VCD Pembelajaran dengan konsep sebagai berikut :
Bidang Studi : Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas / Smtr : IV / II
Pokok Bahasan : Teknologi Komunikasi dan Teknologi Transportasi
Kompetensi Dasar : Siswa mampu memahami perkembangan teknologi untuk komunikasi dan transportasi
Hasil Belajar : Siswa Mampu Mendeskripsikan Perkembangan Teknologi Komunikasi dan Teknologi Transportasi
Indikator :(1) Membandingkan Alat-alat Teknologi Komunikasi yang Digunakan Masyarakat Setempat Pada Masa Lalu dan Masa Kini.
(2) Menunjukkan Cara-cara Penggunaan
Alat Teknologi Komunikasi Pada Masa
Lalu dan Masa Kini
(3) Membandingkan Alat-alat Teknologi
Transportasi Yang Digunakan Masyarakat
(4) Menunjukkan Cara-cara Penggunaan Alat Teknologi Transportasi Pada Masa Lalu Dan Masa Kini
Metode : Ceramah, Tanya Jawab
Sumber Belajar : Media VCD Pembelajaran, Buku Paket IPS
Penilaian : Tes Tertulis.
3. Produksi Program
Memproduksi program adalah mengubah naskah menjadi program. Setelah rancangan materi dibuat maka langkah selanjutnya dibuat langkah – langkah produksi dalam bentuk VCD Pembelajaran, langkah – langkah pembuatan produksi media meliputi :
Produksi Media




















Bagan 2.4: Langkah – Langkah Produksi Media
Sumber : Haryono, 1987 :18


Naskah dan materi yang telah dirancang di ubah kedalam bentuk VCD Pembelajaran dimulai dengan :
1. Menulis naskah yang terdiri dari nomor, visual, audio, waktu adapun naskah ada dilampiran 14;
2. Setelah menulis naskah diadakan hunting lokasi, setelah itu diadsakan pengambilan gambar;
3. Selanjutnya hasil dari pengambilan gambar dicapture, diedit dan diberi narasi sesuai dengan naskah yang telah dibuat;
4. Kemudian hasilnya dikonsultasikan dengan orang yang ahli dalam pembutan VCD Pembelajaran;
5. Setelah direview maka diadakan revisi pada VCD Pembelajaran itu dan menghasilkan prodak dalam bentuk VCD Pembelajaran yang akan digunakan untuk penelitian.
4. Evaluasi Program
Evaluasi program adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengukur keberhasilan suatu program. Produk VCD pembelajaran dievaluasi oleh ahli sehingga VCD pembelajaran itu layak untuk ditayangkan kepada siswa SD khususnya kelas IV, sehingga membentu kelancaran dalam penelitian. Mengevaluasi program VCD pembelajaran berarti mengukur keberhasilan VCD untuk proses pembelajaran melalui suatu penelitian.
Akan tetapi dengan majunya teknologi adanya media VCD pembelajaran akan bertujuan untuk meningkatkan peran guru dan murid dalam proses belajar – mengajar dikelas khususnya di sekolah dasar. VCD di buat produk hanya untuk alat bantu dalam proses pembelajaran. Hal inilah yang ingin saya teliti bahwa media VCD Pembelajaran dapat berpengaruh dalam meningkatkan prestasi belajar siswa MI Tsamrotul Huda I Jatirogo Kec. Bonang Kab. Demak khususnya kelas IV.
Efektivitas VCD Pembelajaran
Efektivitas secara harfiah diartikan sebagai pengaruh dan mempunyai daya guna serta membawa hasil. Efektivitas adalah ukuran yang menyatakan sejauhmana sasaran/tujuan (kuantitas, kualitas, waktu) telah dicapai. Dalam bentuk persamaan, efektivitas adalah sama dengan hasil nyata dibagi hasil yang diharapkan. (Slamet Ph, Karakteristik Kepala Sekolah Tangguh dalam www.depdiknas.go.id). Arti lain dari efektivitas adalah ukuran yang menyatakan sejauh mana tujuan (kualitas, kuantitas, dan waktu) telah dicapai. Dalam bentuk persamaan, efektivitas sama dengan hasil nyata dibagi dengan hasil yang diharapkan. (Block Grant, Panduan Penyusunan Program Kerja Sekolah dalam www.google.com). Efektivitas juga dirtikan sebagai suatu keadaan yang menunjukkan tingkat keberhasilan mencapai tujuan (Prokopenko, 1987: 5) Abdullah Alhadza, Pengaruh Motivasi Berprestasi dan Perilaku Komunikasi Antar pribadi Terhadap Efektivitas Kepemimpinan Kepala Sekolah (Survei Terhadap Kepala SLTP di Provinsi Sulawesi Tenggara) dalam www.depdiknas.go.id.
Manfaat dari VCD pembelajaran menciptakan cara berkomunikasi yang efektif, dengan jangkauan luas, cepat, merata, logis dan ilmiah sebagai partner guru dalam mengajar, dengan sistem pembelajaran tersebut para siswa dituntut aktif.
Ada beberapa keuntungan menggunakan media VCD pembelajaran antara lain adalah jangkauan VCD sangat luas, cepat, merata dan ilmiah.sebagai partner guru dalam mengajar, dengan VCD siswa akan menjadi lebih aktif dalam mengikuti proses belajar mengajar, harganya murah, siswa dapat belajar sendiri dirumah dengan menonton VCD tersebut, VCD dapat menunjukkan objek besar atau kecil, suatu objek dapat juga diperbesar ataupun diperkecil dengan VCD, penayangan VCD dapat diulang-ulang sehingga siswa dapat belajar sendiri dirumah dengan menonton VCD tersebut, dapat dengan mudah di duplikat, ukuran VCD sangat praktis sehingga mudah dibawa, dan lain lain.
Media VCD pembelajaran efektif membantu kegiatan pembelajaran di sekolah khususnya di sekolah dasar kelas IV apabila dimanfaatkan oleh guru dan siswa, cara pemanfaatan VCD pembelajaran adalah dengan menyaksikan penayangan VCD pembelajaran secara bersama – sama antara guru dan siswa di ruang kelas kemudian dibahas bersama – sama.
Efektivitas media VCD pembelajaran dalam penelitian ini akan diukur dari :
Daya tarik dalam menyampaikan materi pelajaran.
Ketertarikan siswa dalam menyaksikan VCD pembelajaran.
Kejelasan materi pelajaran di VCD dapat ditangkap oleh siswa.
Bentuk penyajian media VCD pembelajaran baik dalam penanyangan dan pembuatan VCD.
Keefektifan VCD pembelajaran bagi siswa dan guru.
Dari pengertian efektivitas VCD pembelajaran di atas dapat disimpulkan bahwa efektivitas merupakan suatu hal yang dikerjakan dengan waktu yang tepat dan pula tepat kegunaanya. Jadi efektifitas VCD Pembelajaran dalam penelitian ini merupakan efektifitas yang ditimbulkan oleh adanya penanyangan VCD untuk pemahaman materi IPS dan mempunyai manfaat atau daya guna bagi siswa dalam meningkatkan prestasi belajar.

Hakikat Prestasi Belajar
Belajar merupakan proses untuk memperoleh prestasi hasil belajar. Menurut Sudjana (1995) dalam www.depdiknas.go.id, prestasi hasil belajar adalah proses penentuan tingkat kecakapan penguasaan belajar seseorang dengan cara membandingkannya dengan norma tertentu dalam sistem penilaian yang disepakati. Objek prestasi hasil belajar diwujudkan dengan perubahan tingkah laku seseorang dalam ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Secara umum, faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi hasil belajar adalah (1) ada materi atau mata pelajaran yang dipelajari, (2) faktor lingkungan siswa, (3) faktor instrumental, (4) keadaan individu siswa, (5) kemampuan guru dalam mengajar dan (6) proses belajar mengajar. (Rivai, Prestasi Belajar. Dalam www.yahooo.com).
Tingkat prestasi hasil belajar pada akhir proses pembelajaran dapat dilihat dari hasil penilaian seorang guru, dimana penilaian ini mencakup dalam program pokok bahasan dalam suatu tatap muka pembelajaran. Untuk dapat melakukan penilaian, kita mengadakan pengukuran terlebih dahulu. Menilai adalah mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruk. Penilaian adalah evaluation. Arikunto (2001:3).
Tyler (1950) dalam Arikunto (2001:3) mengemukakan bahwa evaluasi merupakan pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal apa, dan bagaimana tujuan pendidikan sudah tercapai. Evaluasi terkait dengan prestasi atau hasil belajar, baik langsung maupun tidak. Dalam suatu pembelajaran khususnya di kelas guru berperan penting dan bertanggung jawab terhadap hasil yang dicapai siswa. Sehingga guru harus dibekali dengan evaluasi sebagai ilmu yang mendukung dalam mengajar, yaitu mengevaluasi hasil belajar siswa. Pencapaian tujuan pembelajaran yang berupa prestasi belajar, merupakan hasil dari kegiatan belajar mengajar. Akan tetapi pembelajaran bukan satu–satunya faktor yang menentukan prestasi belajar, karena prestasi merupakan hasil kerja.
Berdasarkan hasil evaluasi yang dicapai siswa tersebut maka diketahui tingkat keberhasilan siswa. Tingkat keberhasilan siswa diraih melalui proses pembelajaran yang diikuti siswa dan adanya korelasi dengan tingkat kemampuan siswa disamping ada faktor lain yang mempengaruhi seperti kondisi kesehatan, kerajinan, kejenuhan dan lingkungan yang mencakupnya. Menurut Bloom (1981) dalam www.depdiknas.go.id, menyatakan bahwa ada tiga dimensi hasil belajar yaitu dimensi kognitif, dimensi afektif, dan dimensi psikomotorik. Dimensi kognitif adalah kemampuan yang berhubungan dengan berpikir, mengetahui, dan memecahkan masalah seperti pengetahuan komprehensif, aplikatif, sintesis, analisis, dan pengetahuan evaluatif. Dimensi afektif adalah kemampuan yang berhubungan dengan sikap, nilai, minat, dan apresiasi. Sedangkan dimensi psikomotorik adalah kemampuan yang berhubungan dengan keterampilan motorik. Keberhasilan belajar sangat tergantung pada jenis mata pelajaran, metode belajar yang sesuai, dan cara penyampaian materi (yakni ada yang efektif bila disampaikan dengan peragaan, tapi adapula yang lebih sesuai dengan latihan)
Dengan diberikannya VCD sebagai alat bantu atau media pembelajaran siswa lebih memahami materi dan prestasi belajar siswa menjadi meningkat. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar atau hasil belajar dapat diartikan sebagai nilai akhir yang diperoleh dari rangkaian yang dilakukan siswa dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah dan dipengaruhi oleh beberapa faktor yang menyebabkan meningkat atau tidaknya prestasi belajar siswa yang berupa angka atau nilai, dan biasanya dalam bentuk raport.

Kerangka Berpikir
Kemampuan memahami materi pada pembelajaran IPS yang dimiliki siswa kelas IV MI Tsamrotul Huda I yang menjadi subyek penelitian ini masih rendah. Rendahnya kemampuan memahami tersebut tampak pada hasil prestasi belajar siswa kelas IV SD pada pelajaran IPS masih rendah dibandingkan dengan pelajaran yang lain.
Kemampuan memahami materi IPS mendorong semua pihak khususnya peneliti untuk berpikir bagaimana agar pembelajaran IPS dapat menghasilkan prestasi yang bagus bagi siswa. Ada banyak cara mengatasi kesulitan dalam memahami materi pembelajaran IPS antara lain dengan menggunakan media pembelajaran yaitu media VCD Pembelajaran IPS.
Media VCD pembelajaran IPS adalah perpaduan antara media suara (audio) dan media gambar (video), yang sangat memungkinkan terjalinnya komunikasi dua arah antara guru sebagai tenaga pengajar dengan siswa di dalam proses pembelajaran IPS. VCD Pembelajaran IPS sangat bermanfaat dalam menciptakan cara berkomunikasi yang efektif, dengan jangkauan luas, cepat, merata, logis dan ilmiah sebagai partner guru dalam mengajar, VCD pembelajaran IPS menjadikan siswa lebih aktif dalam mengikuti proses belajar mengajar, harganya murah, siswa dapat belajar sendiri dirumah dengan menonton VCD tersebut, mudah dibawa, VCD dapat menunjukkan unsur gerak sekaligus suara karena dalam penayangannya VCD gerakan dapat diperlambat ataupun dipercepat. Selain keuntungan, VCD pembelajaran IPS memiliki kelemahan antara lain dalam memproduksi isi VCD perlu biaya banyak (mahal), dalam memproduksi juga perlu ahli, perlu waktu yang lama dalam membuat film, perlu perawatan, mudah rusak karena tergores, apabila siswa belajar sendiri dirumah dengan menonton VCD tersebut dan ada materi yang tidak diketahui, siswa tidak bisa bertanya langsung kepada guru.
Dalam penelitian ini pokok bahasan yang digunakan adalah teknologi komunikasi dan teknologi transportasi. Siswa diminta untuk melihat dan memperhatikan tayangan VCD pembelajaran IPS. Setelah melihat tayangan VCD pembelajaran IPS diharapkan siswa mampu mendeskripsikan perkembangan teknologi komunikasi dan teknologi transportasi dan menjawab pertanyaan tentang teknologi komunikasi dan teknologi transportasi. dari hasil penelitian tersebut maka akan dicari apakah VCD pembelajaran IPS tersebut efektif atau tidak. Adapun tolok ukur efektivitas VCD pembelajaran IPS tersebut antara lain : Daya tarik dalam menyampaikan materi pelajaran IPS, ketertarikan siswa dalam menyaksikan VCD pembelajaran IPS, kejelasan materi pelajaran di VCD dapat ditangkap oleh siswa, bentuk penyajian media VCD pembelajaran IPS baik dalam penanyangan dan pembuatan VCD, keefektifan VCD pembelajaran IPS bagi siswa dan guru.
Dari tolok ukur diatas maka pembelajaran IPS dengan menggunakan VCD dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dibandingkan dengan hanya dengan menggunakan metode konvensional atau hanya mengandalkan ceramah saja.




Bagan 2.5 Kerangka Berpikir


Hipotesis
Berdasarkan kajian teori hipotesis tindakan penelitian di atas berbunyi sebagai berikut.
Ada perbedaan hasil belajar pembelajaran IPS kelas IV MI Tsamrotul Huda I Jatirogo Kec. Bonang Kab. Demak antara siklus I ke siklus II dan antara siklus II ke siklus III.
Apabila hipotesis diterima berarti hasil belajar Siklus I > Siklus II dan Siklus II > Siklus III.
BAB III
METODE PENELITIAN

Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan prosedur penelitian tindakan kelas atau disingkat PTK. Penelitian tindakan kelas ini dapat didefinisikan sebagai bentuk kajian yang bersifat refleksi oleh pelaku tindakan, yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan-tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan, serta memperbaiki kondisi di mana praktek-praktek pembelajaran tersebut dilakukan (Tim Pelatih Proyek PGSM 1999: 6).
Untuk mewujudkan tujuan-tujuan tersebut, penelitian tindakan kelas itu dilaksanakan berupa proses pengkajian berdaur yang terdiri atas empat tahap yaitu: perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Penelitian ini menggunakan dua siklus seperti yang tergambar sebagai berikut.








Bagan 3.1 : Desain PTK. Kurt Lewin (1999:15)
Prosedur Penelitian
1. Prosedur Penelitian pada Siklus I
Perencanaan
Tahap perencanaan ini berupa rencana kegiatan menentukan langkah-langkah yang akan dilakukan peneliti untuk memecahkan masalah. Langkah ini merupakan upaya memperbaiki kelemahan dalam proses pembelajaran teknologi komunikasi dan teknologi transportasi yang telah berlangsung selama ini. Rencana kegiatan yang akan dilakukan adalah (1) menyusun rencana pembelajaran teknologi komunikasi, (2) membuat dan meyiapkan instrumen penelitian berupa lembar observasi memperoleh data nontes, (3) menyiapkan perangkat tes pemahaman materi teknologi komunikasi yang berupa kisi-kisi soal tes, pedoman penskoran, dan penilaian.
Tindakan
Tindakan adalah aktivitas yang dirancang dengan sistematis untuk menghasilkan adanya peningkatan atau perbaikan dalam proses pembelajaran, sehingga proses pembelajaran menjadi lebih menarik, siswa menjadi lebih aktif, sumber belajar lebih termanfaatkan, penyajian materi lebih mudah diikuti dan dipahami. Tindakan yang dilakukan peneliti dalam proses pembelajaran Teknologi Komunikasi pada siklus I ini sesuai dengan perencanaan yang telah disusun.
Penayangan VCD diputar melalui Televisi, kemudian guru menjelaskan tujuan dari pelajaran, guru memberikan konsep Teknologi Komunikasi kepada siswa dan menyuruh siswa untuk memperhatikan pesan. Murid disuruh memahami materi kemudian guru memberikan pertanyaan kepada siswa berupa soal yang harus dikerjakan siswa, kemudian guru memberi penilaian kepada mereka.
Observasi
Observasi adalah mengamati hasil atau dampak dari tindakan-tindakan yang dilakukan siswa dalam proses pembelajaran Teknologi Komunikasi. Observasi dilaksanakan peneliti dengan bantuan teman peneliti selama proses pembelajaran berlangsung. Observasi meliputi observasi siswa dan observasi kelas. Observasi siswa digunakan untuk mengetahui perilaku siswa selama proses pembelajaran berlangsung, sedangkan observasi kelas meliputi keaktifan siswa dalam mendengarkan penjelasan guru, keaktifan siswa selama pembelajaran Teknologi Komunikasi, keaktifan siswa dalam mengerjakan tes bab Teknologi Komunikasi, serta kemampuan guru.
Refleksi
Refleksi adalah mengkaji, melihat, dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan. Berdasarkan hasil refleksi ini, peneliti dapat melakukan revisi terhadap rencana selanjutnya atau terhadap rencana awal tes siklus II.
Pada tahap ini, peneliti menganalisis hasil tes dan nontes siklus I. Jika hasil tes tersebut belum memenuhi nilai target yang telah ditentukan, akan dilakukan tindakan siklus II dan masalah-masalah yang timbul pada siklus I akan dicarikan alternatif pemecahannnya pada siklus II. Sedangkan kelebihan-kelebihannya akan dipertahankan dan ditingkatkan.
2. Prosedur Penelitian pada Siklus II
Proses penelitian tindakan kelas dalam siklus II dapat diuraikan sebagai berikut.
Perencanaan
Perencanaan pada siklus II ini didasarkan temuan hasil siklus I. Adapun rencana tindakan yang akan dilakukan adalah (1) membuat perbaikan rencana pembelajaran teknologi komunikasi dengan menggunakan media VCD yang materinya berbeda dengan siklus I yaitu teknologi transportasi, tetapi diupayakan dapat memperbaiki masalah atau kekurangan-kekurangan pada siklus I, (2) menyiapkan lembar observasi untuk memperoleh data nontes siklus II, (3) menyiapkan perangkat tes Teknologi Transportasi yang akan digunakan dalam evaluasi hasil belajar siklus II.
b. Tindakan
Tindakan yang dilaksanakan peneliti dalam siklus II adalah (1) memberikan umpan balik mengenai hasil yang diperoleh pada siklus I, melaksanakan proses pembelajaran Teknologi Transportasi dengan menggunakan media VCD sesuai dengan rencana pembelajaran, memotivasi siswa agar berpartisipasi lebih aktif dan bersungguh-sungguh dalam memahami konsep teknologi transportasi. Proses pembelajaran siklus II ini disertai pemberian pemecahan kesulitan yang dialami siswa dalam memahami materi teknologi transportasi, misalnya siswa tidak hanya memahami konsep teknologi transportasi, tetapi juga harus memperhatikan ketrampilan menerapkan konsep teknologi transportasi tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Observasi
Observasi pada siklus II juga masih sama dengan siklus I yang meliputi observasi siswa dan observasi kelas. Kemajuan-kemajuan yang dicapai pada siklus I dan kelemahan-kelemahan yang masih muncul juga jadi pusat sasaran dalam observasi.
Refleksi
Refleksi pada siklus II digunakan untuk merefleksi hasil evaluasi belajar siswa siklus I untuk menentukan kemajuan-kemajuan yang telah dicapai selama proses pembelajaran, dan untuk mencari kelemahan-kelemahan yang masih muncul dalam pembelajaran di kelas. Sampai didapatkan prestasi belajar yang diharapkan.




Subjek Penelitian
Subjek penelitian untuk mengetahui pengaruh penggunaan media VCD dalam meningkatkan kemampuan pemahaman materi teknologi komunikasi dan transportasi yang penulis ambil meliputi:
3. Siswa
Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas MI Tsamrotul Huda 1 Jatirogo Kec. Bonang Kab.Demak. Peneliti mengambil subjek kelas IV dengan alasan.
a. Berdasarkan kegiatan pembelajaran sehari-hari, kelas ini termasuk berprestasi tinggi di dalam sekolah tersebut, tapi dalam pembelajaran IPS, kemampuan memahami materi masih rendah dibanding dengan kelas lain.
b. Nilai pelajaran IPS di kelas ini menunjukkan rata-rata yang kurang baik dibandingkan dengan mata pelajaran yang lain
4. Guru
Guru dalam penelitian ini adalah guru bidang studi IPS yang mempunyai pengalaman mengajar selama 3 tahun. Guru tersebut berpengalaman mengajar pada semua tingkatan kelas yaitu dari kelas III sampai dengan kelas VI, dalam proses belajar mengajar guru pernah menggunakan media gambar-gambar dan globe.
Peran guru dalam penelitian tindakan kelas ini sangat berpengaruh sekali terhadap proses pembelajaran, karena kedudukan guru di sini adalah sebagai pengajar. Media yang digunakan dalam penelitian ini adalah media VCD pembelajaran IPS, jadi guru disini bisa mengoperasikan media VCD pembelajaran dalam proses belajar mengajar, sehingga siswa lebih antusias dan tertarik dalam proses pembelajaran.

Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah gejala yang bervariasi, yang menjadi obyek penelitian. Arikunto, (2002:104). Variabel dalam penelitian ini adalah pembelajaran IPS dengan media VCD dan hasil belajar yaitu memahami materi teknologi komunikasi dan teknologi transportasi.
Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu pembelajaran IPS dengan media VCD dan variabel terikatnya yaitu hasil belajar
5. Pembelajaran IPS Dengan Menggunakan VCD
Media yang digunakan adalah media VCD pembelajaran, dalam VCD pembelajaran IPS ini siswa diharapkan dapat memahami konsep Teknologi Komunikasi dan Teknologi Transportasi dan mampu menerapkan konsep tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Hasil Belajar yaitu Memahami Materi Teknologi Komunikasi dan Teknologi Transportasi
Kemampuan memahami materi teknologi komunikasi dan teknologi transportasi yang menjadi objek penelitian ini adalah kemampuan siswa dalam memahami konsep teknologi komunikasi dan teknologi transportasi serta ketrampilan menerapkan konsep teknologi komunikasi dan teknologi transportasi dalam kehidupan sehari-hari.. Pada penelitian pelaksanaan pembelajaran siklus III diharapkan target tuntas diharapkan mencapai target tuntas 75.
Tabel 3.1 : Kriteria Penilaian Tes. Depdikbud. (1994:64)

No Rentang Nilai Kategori
1.
2.
3.
4.
5. 85-100
70-84
55-69
40-54
0-39 Sempurna
Baik
Cukup
Kurang
Gagal

Instrumen Penelitian
Bentuk penelitian ini meliputi instrumen tes dan instrumen nontes.
6. Instrumen Tes
Instrumen Tes adalah instrumen utama dalam penelitian ini. Instrumen tes berupa serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu. Tes yang digunakan untuk mengukur kemampuan memahami materi Teknologi Komunikasi dan Transportasi adalah tes tertulis.
7. Instrumen Nontes
Instrumen nontes sebagai instrumen pendukung dalam penelitian ini. Instrument nontes digunakan berbentuk observasi dan dokumentasi, observasi atau pengamatan yaitu mengamati perhatian dan sikap siswa, respon siswa dalam bertanya dan menjawab pertanyaan, dan aktivitas siswa ketika kegiatan pembelajaran teknologi komunikasi dan teknologi transportasi. Pedoman observasi memuat jenis tingkah laku siswa selama proses pembelajaran teknologi komunikasi dan teknologi transportasi dengan menggunakan media VCD pembelajaran.
Jenis tingkah laku yang menjadi sasaran peneliti terbagi menjadi tiga kelompok, yaitu keaktifan siswa dalam mendengarkan penjelasan guru, keaktifan siswa selama proses pembelajaran teknologi komunikasi dan teknologi transportasi, dan keaktifan siswa dalam mengerjakan tes teknologi komunikasi dan teknologi transportasi.
Sedangkan dokumentasi adalah mencari data mengenai hal – hal atau variabel berupa catatan, transkip, nilai, agenda, buku, surat kabar, dan sebagainya. Dokumentasi sebelum proses penelitian yaitu dokumentasi sebelum diadakannya penelitian, misalnya dengan mengamati buku nilai rata-rata kelas sebelum diadakannya penelitian, melihar silabus, rencana pembelajaran yang ada di sekolahan yang akan digunakan untuk penelitian, dan sebagainya. Sedangkan dokumentasi pada waktu penelitian yaitu dokumentasi berupa foto, film kegiatan penelitian pada waktu proses pembelajaran, dokumentasi ini untuk mengetahui kegiatan pembelajaran di sekolahan khususnya di kelas IV MI Tsamrotul Huda I Jatirogo Kec. Bonang Kab. Demak.


Uji Instrumen
Instrumen yang diuji adalah instrument tes. Uji instrumen berupa uji validitas dan uji reliabilitas. Uji validitas dilakukan dengan cara mengkonsultasikan keseluruhan instrument kepada dosen pembimbing, teman, dan guru IPS. Menurut mereka soal dan skor penilaian ini layak di gunakan sebagai instrumen penelitian.
Instrumen di atas digunakan untuk mendapatkan data. Data ini kemudian digunakan untuk mengambil kesimpulan. Untuk mengetahui instrumen itu valid atau tidak, penulis berkonsultasi dengan pembimbing sehingga pendapat itu dapat disimpulkan bahwa instrumen yang akan digunakan sudah valid.

Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi dan perangkat tes untuk memperoleh gambaran hasil pembelajaran teknologi komunikasi dan teknologi transportasi dengan menggunakan media VCD pembelajaran.
8. Teknik Nontes
a. Observasi
Observasi digunakan untuk mengungkap data keaktifan siswa selama proses pembelajaran teknologi komunikasi dan teknologi transportasi. dengan menggunakan VCD pembelajaran. Observasi dilakukan peneliti pada waktu berlangsungnya proses pembelajaran dengan dibantu oleh seorang teman.
Adapun tahap-tahap observasinya adalah sebagai berikut.
Mempersiapkan lembar observasi yang berisi butir-butir pengamatan tentang keaktifan siswa dalam mendengarkan penjelasan guru, keaktifan siswa dalam proses pembelajaran, dan keaktifan siswa dalam mengerjakan soal tes.
Melaksanakan observasi selama proses pembelajaran, mulai dari penjelasan guru, proses belajar mengajar sampai dengan mengerjakan tugas.
Mencatat hasil observasi dengan mengisi lembar observasi yng telah dipersiapkan.
b. Dokumentasi Foto
Teknik dokumetasi foto ini digunakan untuk merekam segala perilaku siswa selama penelitian siklus I dan siklus II berlangsung. Data-data dokumentasi foto ini berwujud gambar visual. Gambar-gambar foto yang telah terkumpul selanjutnya dilaporkan secara deskriptif sesuai dengan kondisi yang ada. Jika data lain hanya berwujud laporan secara tertulis, maka dalam teknik dokumentasi ini pembaca dapat langsung menikmati suasana secara visual beserta laporan deskriptifnya.
9. Teknik Tes
Tes objektif terbuka yang berupa tes tertulis. Bentuk soal tes pada siklus I masih sama dengan soal tes siklus II, yaitu soal obyektif. Tiap siklus terdiri dari 10 soal obyektif, yang diambil dari hasil perhitungan validitas dan reliabilitas pada waktu melakukan uji coba soal intrumen dan soal yang tidak valid tidak digunakan untuk soal instrumen.

Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah teknik kuantitatif. Analisis statistik yang digunakan pada tahap akhir adalah uji –t dengan satu pihak yaitu kanan. Uji –t ini digunakan untuk menguji hipotesis penelitian yang diajukan, yaitu:
H0 : m1 = m2
Ha : m1 > m2
Keterangan :
m1 = Siklus I
m2 = Siklus II

Rumus yang digunakan dalam menganalisis tahap akhir ini adalah dengan mengadakan uji –t sebagai berikut:



dengan :

Keterangan:
= Rataan data Siklus I.
= Rataan data Siklus II.
Derajat kebebasan untuk tabel distribusi t adalah (dk = n1 + n2 – 2) dengan peluang (1 - a), a = 5%. Sudjana dan Ibrahim, (2001:142).
Kriteria Pengujian:
Tolak H0 jika t > t(1 - a, dk) pada a = 5%, hal ini berarti ada peningkatan hasil belajar siswa kelas IV semester II pokok bahasan teknologi komunikasi dan teknologi transportasi di MI Tsamrotul Huda 1 Jatirogo Kec. Bonang Kab. Demak 2005/2006.
Selain menghitung t-test, penelitian ini juga menghitung nilai siswa secara keseluruhan dan merekap nilai tes. Kemudian menghitung rata-rata nilai yang diperoleh.
Jumlah Benar
Mean =
Jumlah Siswa


Berikut rumus presentase nilai untuk mengetahui analisis data.


NP =
Keterangan :
NP = Nilai dalam persen
R = Skor yang dicapai siswa
JS = Jumlah keseluruhan siswa
(Arikunto, 2002:278)

Teknik perhitungan analisis data menggunakan komputer dengan program SPSS. Hasil penghitungan nilai siswa dari masing-masing tes ini kemudian dibandingkan antara hasil tes siklus I dan hasil tes siklus II. Hasil ini akan memberikan gambaran mengenai hasil belajar siklus I lebih besar dari siklus II dan Siklus II lebih besar dari siklus III dan dapat mengetahui presentase peningkatan kemampuan pemahaman materi teknologi transportasi dan teknologi komunikasi. dengan menggunakan media VCD pembelajaran dan dapat mengetahui pengaruh penggunaan VCD untuk pembelajaran IPS.

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengujian Instrument
Dalam mengetahui kehandalannya suatu instrument atau alat ukur perlu diadakan uji coba instrument. Pada penelitian ini, uji coba instrument dilakukan di kelas IV SD N Gebang Arum II Kab. Demak tahun ajaran 2005/2006 yang terdiri dari 20 siswa. Instrument yang diujicobakan terdiri dari 40 soal objektif dengan empat pilihan jawaban. Adapun hasilnya sebagai berikut:
a. Validitas
Dari hasil analisis data dapat diketahui dari 40 soal ternyata yang memenuhi kriteria valid hanya 32 soal. Adapun soal-soal yang tergolong valid yaitu 1, 2, 4, 5, 6, 7, 8, 10, 11, 14, 15 ,16, 18, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 36, 37, 38 dan 40. sedangkan yang tidak valid adalah soal no 3, 9, 12, 13, 17, 19, 20, 27, 35, dan 39.
b. Reliabilitas
Pada penelitian ini uji reabilitas menggunakan rumus KR-20, hasil perhitungan reliabilitas tes menunjukkan hasil r12 = 0,960. Sementara rtabel = 0,444. Untuk perhitungan selengkapnya dapat dlihat dalam lampiran 5.
B. Hasil Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan media VCD untuk mengetahui apakah penggunaan VCD berpengaruh terhadap pembelajaran siswa kelas IV di MI Tsamrotul Huda 1 Jatirogo Kec Bonang Kab. Demak Tahun Pelajaran 2005/2006 khususnya mata pelajaran IPS. Hasil penelitian ini diperoleh dari tindakan kelas pada siklus I dan tindakan kelas pada siklus II dan siklus III. Hasil penelitian ini terdiri dari hasil tes dan non tes. Hasil ini dapat dilihat pada siklus I yaitu materi tentang teknologi komunikasi, menggunakan media VCD Siklus II yaitu tentang teknologi transportasi menggunakan media VCD dan pada Siklus yang ke III adalah materi tentang teknologi komunikasi dan teknologi transportasi melalui media VCD. Sedangkan hasil non tes berupa keaktifan siswa dan keefektifan media VCD Pembelajaran IPS selama pembelajaran yang diperoleh melalui kegiatan observasi.
Kondisi Awal
Sebelum melakukan penelitian tindakan kelas, dalam pembelajaran IPS pada kelas IV MI Tsamrotul Huda 1 Jatirogo Kec. Bonang Kab. Demak Tahun Pelajaran 2005/2006, hanya bersifat verbalistik artinya dengan menggunakan ceramah saja atau tanpa menggunakan media atau alat peraga. Minimnya penguasaan siswa akan mata pelajaran IPS karena kurang diterapkannya metode dan teknik pengajaran yang bervariasi dan menstimulus kreativitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Hal ini memicu guru untuk menggunakan alat peraga seperti Globe, Peta, Kompas dan lain-lain yang mendukung mata pelajaran IPS. Namun media ini hanya mengandung unsur visual saja.
Sebagai sumber pembelajaran IPS, media pendidikan diperlukan untuk membantu guru dalam menumbuhkan pemahaman siswa terhadap materi IPS. Sementara itu, seiring dengan pesatnya perkembangan media informasi dan komunikasi, baik perangkat keras (Hardware) maupun perangkat lunak (Software), akan membawa perubahan bergesernya peranan guru, termasuk guru IPS sebagai penyampai pesan/ informasi. Guru tidak bisa lagi berperan sebagai satu–satunya sumber informasi bagi kegiatan pembelajaran para siswanya. Akan tetapi siswa dapat memperoleh informasi dari berbagai sumber, salah satunya adalah dari VCD Pembelajaran. Penggunaan VCD Pembelajaran ini adalah sebagai alat bantu media bukan sepenuhnya mengganti peran guru dalam mengajar.
Dalam upaya lebih memperdalam dan lebih memahami mata pelajaran IPS maka guru harus menerapkan suatu metode yang membuat siswa senang, tidak membosankan serta memotivasi dalam belajarnya, salah satunya adalah dengan menggunakan media. Siswa diberi suatu media pembelajaran yaitu menggunakan VCD pembelajaran yang memadukan antara audio dan visual.
Selain hasil pengamatan juga diadakan tes dengan menghitung t-test dengan hasil sebagai berikut bahwa hipotesis terbukti ada perbedaan antara siklus I dan siklus II, perbedaan siklus I dan siklus II dinyatakan dengan Thitung>Ttabel yaitu 5,585>1,66 dengan TK 95% dan TS 5%. Selaian siklus I dan siklus II ada perbedaaan antara siklus II dan siklus III, perbedaan antara siklus II dan siklus III dinyatakan dengan Thitung>Ttabel yaitu 5,972>1,66 dengan TK 95% dan TS 5%.
Dengam adanya perbedaan ini ternyata juga dapat dilihat dalam perbedaan nilai rata-rata atau mean prestasi belajar siswa kelas IV di MI Tsamrotul Huda 1 Jatirogo Kec. Bonang Kab. Demak 2005/2006 dimasing – masing siklus, adapun mean hasil belajar dapat dilihat pada tabel berikut ini,
Tabel 4.1 Rata – rata nilai siklus I, II, III

Siklus I Siklus II Siklus III
Pre test Post test Pre test Post test Pre test Post test
5,5 6,7 6,2 7,4 6,6 8,2

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa mean hasil belajar siklus II lebih besar dari mean hasil belajar siklus I dan mean hasil belajar siklus III lebih besar dari mean hasil belajar siklusIII.
Dalam upaya peningkatan prestasi belajar dan kemampuan siswa dalam mata pelajaran IPS, maka guru hendaknya menggunakan media yang membuat siswa mudah termotivasi untuk belajar. Salah satunya adalah dengan menggunakan media VCD pembelajaran yang memadukan unsur audio dan visual. Selain itu dituntut pula keprofesionalan guru dalam memanfaatkan media tersebut.
Hasil siklus I
a. Perencanaan
Tahap perencanaan ini berupa rencana kegiatan menentukan langkah-langkah yang akan dilakukan peneliti untuk memecahkan masalah. Langkah ini merupakan upaya memperbaiki kelemahan dalam proses pembelajaran IPS yang telah berlangsung selama ini. Rencana kegiatan yang akan dilakukan adalah (1) menyusun rencana pembelajaran teknologi komunikasi, (2) membuat dan meyiapkan instrumen penelitian berupa lembar observasi dan dokumentasi untuk memperoleh data nontes, (3) menyiapkan perangkat tes pemahaman materi teknologi komunikasi yang berupa kisi-kisi soal tes, pedoman penskoran, dan penilaian untuk mengetahui hasil prestasi belajar siswa.
Tindakan
Tindakan adalah aktivitas yang dirancang dengan sistematis untuk menghasilkan adanya peningkatan atau perbaikan dalam proses pembelajaran, sehingga proses pembelajaran menjadi lebih menarik, siswa menjadi lebih aktif, sumber belajar lebih termanfaatkan, penyajian materi lebih mudah diikuti dan dipahami. Tindakan yang dilakukan peneliti dalam proses pembelajaran teknologi komunikasi pada siklus I ini sesuai dengan perencanaan yang telah disusun.
Penayangan VCD diputar melalui Televisi dengan menggunakan VCD Player, kemudian guru menjelaskan tujuan dari pelajaran, guru memberikan konsep teknologi komunikasi kepada siswa dan menyuruh siswa untuk memperhatikan pesan dan siswa disuruh memahami materi yang ada pada tayangan VCD teknologi komunikasi setelah itu guru memberikan pertanyaan kepada siswa tentang materi itu.
Hasil Tindakan
Pada setiap pertemuan penelitian peneliti mencatat setiap kegiatan secara menyeluruh mengenai efektivitas VCD sebagai media pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial kelas IV di MI Tsamrotul Huda 1 Jatirogo Kec. Bonag Kab. Demak. Pada siklus I ini didapat hasil sebagai berikut :
(a) Siswa
Kurangnya perhatian siswa terhadap materi yang disampaikan oleh guru sehingga siswa tidak dapat mengajukan dan menjawab pertanyaan dari guru.
Siswa kurang memperhatikan terhadap media yang digunakan.
Pada waktu penggunaan media siswa sibuk dengan kegiatannya sendiri.
Situasi kelas kurang dapat dikendalikan (ramai sendiri).
Kegiatan belajar mengajar kurang optimal.
Dalam mengikuti proses belajar mengajar siswa kurang aktif untuk mengikutinya.
(b) Guru
Guru kurang tegas dalam bersikap sehingga kondisi kelas kurang terkontrol
Kurangnya penguasaan guru terhadap materi yang diberikan sehingga proses belajar mengajar kurang optimal.
Kurangnya penguasaan guru terhadap kelas.
(c) Kelas dengan menggunakan Media
1. Jarak bangku yang jauh membuat anak menjadi tidak fokus terhadap media tersebut
2. Kurang efektifnya media yang diberikan karena jumlah siswa yang terlalu banyak sehingga siswa kurang optimal dalam melihat VCD.
3. Terbatasnya waktu sehingga VCD hanya diputar 2 kali
d. Refleksi
Untuk Penelitian pada siklus II
Peneliti dan guru kelas saling bertukar pendapat, supaya pada sikulus II, dapat lebih baik dilihat dari prestasi belajar maupun pemahaman siswa di banding pada siklus I. Semoga dapat mencapai indikator belajar yang telah ditetapkan , oleh guru kelas tersebut yaitu pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang standar nilainya 75.
Seiring dengan perkembangan yang ada pada siklus II akan mengganti TV yang berukuran kecil dengan TV yang berukuran besar.
Jarak bangku akan diatur sehingga anak akan menjadi lebih fokus terhadap media VCD tersebut, dan VCD pembelajaran akan diputar berulang ulang dengan penjelasan yang diberikan oleh guru.
Sebelum materi dimulai guru hendaknya telah menguasai materi dan hendaknya guru harus mengkondisikan kelas supaya proses belajar mengajar dapat berjalan dengan optimal.
Guru dituntut untuk dapat berinteraksi dengan siswa sehingga siswa tidak jenuh atau bosan terhadap materi yang diberikan oleh guru dan dapat menimbulkan katerdekatan antara siswa dan guru.
3. Hasil Siklus II
Perencanaan
Perencanaan pada siklus II ini didasarkan temuan hasil siklus I. Adapun rencana tindakan yang akan dilakukan adalah (1) membuat perbaikan rencana pembelajaran teknologi transportasi dan komunikasi dengan menggunakan media VCD yang materinya berbeda dengan siklus I yaitu teknologi transportasi, tetapi diupayakan dapat memperbaiki masalah atau kekurangan-kekurangan pada siklus I, (2) menyiapkan lembar observasi untuk memperoleh data nontes siklus II, (3) menyiapkan perangkat tes teknologi transportasi yang akan digunakan dalam evaluasi hasil belajar siklus II.
Tindakan
Tindakan yang dilaksanakan peneliti dalam siklus II adalah (1) memberikan umpan balik mengenai hasil yang diperoleh pada siklus I, melaksanakan proses pembelajaran teknologi transportasi dengan menggunakan media VCD sesuai dengan rencana pembelajaran, memotivasi siswa agar berpartisipasi lebih aktif dan bersungguh-sungguh dalam memahami konsep teknologi transportasi.
Proses pembelajaran siklus II ini disertai pemberian pemecahan kesulitan yang dialami siswa dalam memahami materi teknologi transportasi, misalnya siswa tidak hanya memahami konsep teknologi transportasi, tetapi juga harus memperhatikan ketrampilan menerapkan konsep teknologi transportasi tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Hasil Tindakan
Observasi pada siklus II juga masih sama dengan siklus I yang meliputi observasi siswa dan observasi kelas. Kemajuan-kemajuan yang dicapai pada siklus I dan kelemahan-kelemahan yang masih muncul juga jadi pusat sasaran dalam observasi.
Dari siswa
1. Kurangnya perhatian siswa terhadap media karena kondisi yang tidak memungkinkan yaitu sesudah olah raga.
2. Masih adanya siswa yang membuat gaduh/ ramai di dalam kelas.
3. Adanya ketakutan siswa dalam menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru.
Dari Guru
1. Secara keseluruhan sudah dapat baik semua masalah yang ada pada siklus I sudah dapat diatasi walau ada yang belum mencapai ketuntasan dalam bengajar.
Kelas dengan menggunakan media
1. Suara VCD kurang jelas terdengar terutama pada siswa yang duduk di bagian paling belakang.
2. Banyaknya siswa yang tertarik terhadap media tersebut menjadikan siswa yang berada di luar ruangan ingin melihat media tersebut.
Refleksi
Untuk Penelitian pada siklus III
1) Diharapkan dalam penelitian pada siklus ke III nanti dapat mencari hari dan waktu yang tepat
2) Adanya ruang tertutup dalam penggunaan media tersebut sehingga siswa kelas lain tidak mengganggu jalannya proses pembelajaran.
3) Memberikan pendekatan-pendekatan kepada siswa sehingga diharapkan siswa tertarik dalam mengikuti pembelajaran dan siswa tidak malu bertanya dan menjawab materi yang diajarkan oleh guru melalui media VCD pembelajaran.
4) VCD diputar berulang ulang agar siswa menjadi lebih paham dalam mengikuti pembelajaran.
Hasil Siklus III
a Perencanaan
Perencanaan pada siklus III ini didasarkan temuan hasil siklus II. Adapun rencana tindakan yang akan dilakukan adalah (1) membuat perbaikan rencana pembelajaran teknologi komunikasi dan teknologi transportasi dengan menggunakan media VCD yang materinya adalah gabungan antara siklus I dan siklus II yaitu alat komunikasi dan teknologi transportasi, tetapi diupayakan agar dapat memperbaiki masalah atau kekurangan-kekurangan pada siklus I dan siklus II, (2) menyiapkan lembar observasi untuk memperoleh data nontes siklus III, (3) menyiapkan perangkat tes teknologi komunikasi dan teknologi transportasi yang akan digunakan dalam evaluasi hasil belajar pada siklus III.
b Tindakan
Tindakan yang dilaksanakan peneliti dalam siklus III adalah (1) memberikan umpan balik mengenai hasil yang diperoleh pada siklus II, melaksanakan proses pembelajaran teknologi komunikasi dan teknologi transportasi dengan menggunakan media VCD pembelajaran yang sesuai dengan rencana pembelajaran, memotivasi siswa agar berpartisipasi lebih aktif dan bersungguh-sungguh dalam memahami konsep teknologi komunikasi dan teknologi transportasi.
Proses pembelajaran pada siklus III ini disertai dengan pemberian pemecahan kesulitan belajar yang dialami oleh siswa dalam memahami materi teknologi komunikasi dan teknologi transportasi, misalnya siswa tidak hanya memahami konsep teknologi komunikasi dan teknologi transportasi, tetapi juga harus memperhatikan ketrampilan menerapkan konsep teknologi komunikasi dan teknologi transportasi tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
c Hasil Tindakan
Observasi pada siklus III juga masih sama dengan siklus I dan siklus II yang meliputi observasi siswa dan observasi kelas. Kemajuan-kemajuan yang dicapai pada siklus I dan siklus II serta kelemahan-kelemahan yang masih muncul juga jadi pusat sasaran dalam observasi siklus III.

(a) Dari siswa
Adanya perhatian siswa terhadap media VCD pembelajaran karena lebih mudah untuk dipahami.
Sudah mulai berkurangnya siswa yang membuat gaduh/ ramai di dalam kelas.
Siswa sudah mulai berani untuk bertanya tentang materi yang telah disampaikan oleh guru.
(b) Dari Guru
Secara keseluruhan sudah baik semua masalah yang ada pada siklus I dan siklus II sudah dapat diatasi meskipun masih belum dapat mencapai nilai sempurna secara keseluruhan.
(c) Kelas dengan menggunakan media
1. Suara VCD sudah cukup jelas terdengar terutama bagi siswa yang duduk di bagian paling belakang ruangan.
2. keadaan ruangan yang tertutup dan aman dari gangguan pihak luar membuat siswa yang mengikuti pelajaran merasa nyaman sehingga dapat mengikuti proses belajar mengajar dengan tenang.
d. Refleksi
Pada siklus III ini sudah mencapai nilai yang telah diharapkan, walaupun belum sempurna, dan siswa sudah dapat mengikuti pelajaran dengan baik khususnya pada waktu menggunakan VCD Pembelajaran, jadi penelitian ini hanya sampai siklus III karena sudah mencapai indicator yang diharapkan.
C. Pembahasan
Dalam kegiatan pembelajaran khususnya pada pokok bahasan teknologi komunikasi dan teknologi transportasi mengenai pratindakan dan siklus I terlihat bahwa kemampuan siswa dalam menguasai materi pembelajaran masih belum sesuai dengan yang diharapkan yaitu (7,5). Nilai rata- rata siklus I pre test siswa dalam menguasai materi baru mencapai (5,5) dan post test baru mencapai (6,7). Proses belajar mengajar pada pokok bahasan teknologi komunikasi dan teknologi transportasi meskipun telah dioptimalkan kegiatannya dengan cara merefleksi dan menganalisis hasil kegiatan pembelajaran yang kemudian diakhir dengan pembelajaran pratindakan menggunakan media VCD pembelajaran akan tetapi hasilnya masih belum memuaskan.
Keadaan itu terjadi karena siswa mengalami kesulitan dalam mamahami materi pelajaran yang disampaikan oleh guru, khususnya pada pokok bahasan teknologi komunikasi dan teknologi transportasi sehingga materi tersebut tidak dapat diterima oleh siswa secara maksimal. Namun setelah menggunakan media VCD pembelajaran prestasi siswa mulai sedikit meningkat dibandingkan sebelum menggunakan media VCD pembelajaran.
Pada siklus II terlihat bahwa kemampuan siswa dalam menguasai materi pembelajaran sudah sedikit meningkat yang dapat kita lihat dari pencapaian hasil pre test yaitu (6,2) dan post testnya (7,4). Tetapi dalam siklus II ini meskipun sudah meningkat namun belum mencapai hasil yang diinginkan.
Sedangkan pada siklus III proses belajar mengajar sudah mengalami peningkatan, hal ini terbukti dengan tercapaianya nilai pre test yang mencapai rata-rata 6,6 dan pos testnya 8,2. Hal itu berarti menunnjukkan bahwa dalam siklus III ini sudah sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Yang mana tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah 7,5.
Pada tindakan siklus I presentase nilai pos test kurang (0,0%), cukup (37,5%), baik (62, 5%) dan nilai sempurna masih belum ada. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada siklus I belum terlihat adanya perubahan peningkatan.

Hal ini dapat dilihat pada bagan dibawah ini:






Bagan 4.1 presentase siklus I
Pada tindakan siklus II presentase nilai pos test kurang (0, 0%), cukup (2,5%), baik (92, 5%) dan nilai sempurnanya mencapai (5, 0%). Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada siklus II ini sudah terjadi sedikit peningkatan namun masih belum memenuhi target yang diinginkan. Hal ini dapat dilihat pada bagan dibawah ini:








Bagan 4.2 presentase siklus II
Pada tindakan siklus III presentase nilai pos test kurang mencapai (0, 0%), cukup (0,0%), baik (70,0%) dan nilai sempurnanya mencapai (30,0%). Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada siklus III ini sudah terjadi peningkatan yang sesuai dengan target yang diinginkan terbukti dengan meningkatnya presentase nilai sempurna yang meningkat cukup tinggi meskipun pada presentase nilai baik sedikit menurun. Hal ini dapat dilihat pada bagan presentase nilai pada siklus III dibawah ini:







Bagan 4.3 presentase siklus III
Meningkatnya kemampuan dalam menguasai materi teknologi komunikasi dan teknologi transportasi pada siswa dengan menggunakan media VCD pembelajaran ini dikarenakan meningkatnya motivasi siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar dengan menggunakan media VCD pembelajaran. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari data non tes, dapat dilihat adanya perubahan perilaku belajar siswa yaitu siswa dapat menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru, siswa lebih tertarik dan senang dengan pembelajaran menggunakan media VCD pembelajaran yang dilakukan oleh guru di kelas, siswa menjadi lebih mudah memahami materi yang diajarkan, siswa menjadi lebih aktif dalam pembelajaran dan perilaku yang kurang baik (seperti gaduh, berbicara dengan teman, dan mengantuk pada saat pembelajaran) dapat berkurang.
Namun treatment yang sama tidak memiliki dampak yang sama pada anak yang berbeda. Hal ini tergantung pada kondisi awal siswa. Ada siswa yang awalnya pandai menunjukkan peningkatan yang sedikit, dan ada juga siswa yang kurang pandai menunjukkan peningkatan yang tinggi, atau siswa yang pandai juga menunjukan peningkatan yang cukup tinggi. Keadaan ini dapat dilihat dari hasil pratindakan, siklus I, siklus II dan siklus III. Siswa yang mempunyai nilai rendah yaitu subjek 3, 7, 23, 27, 32, 35, 36 dan 37. Pada subyek 3 waktu post test mendapatkan nilai siklus I (6), siklus II (7) dan siklus III (8). Subjek 7 pada saat post test mendapat nilai, siklus I (6), siklus II (7) dan siklus III (8). Subjek 23 pada saat post test mendapat nilai, siklus I (6), siklus II (7) dan siklus III (8). Subjek 27 pada saat post test mendapat nilai, siklus I (6), siklus II (7) dan siklus III (8). Subjek 32 pada saat post test mendapat nilai, siklus I (6), siklus II (7) dan siklus III (8). Subjek 35 pada saat post test mendapat nilai, siklus I (6), siklus II (7) dan siklus III (8). Subjek 36 pada saat post test mendapat nilai, siklus I (6), siklus II (7) dan siklus III (8). Subjek 37 pada saat post test mendapat nilai, siklus I (6), siklus II (7) dan siklus III (8).
Siswa yang mengalami peningkatan dari pratindakan hingga siklus III yaitu subjek, 2, 4, 8, 10, 12, 13, 15, 16, 20, 25, 29, dan 30. Siswa yang mempunyai nilai tinggi yaitu subjek 2 pada saat post test mendapat nilai, yaitu siklus I (6), siklus II (7) dan siklus III (9). Subjek 4 pada saat post test mendapat nilai, yaitu siklus I (6), siklus II (7) dan siklus III (9). Subjek 8 pada saat post test mendapat nilai, yaitu siklus I (7), siklus II (7) dan siklus III (9). Subjek 10 pada saat post test mendapat nilai, yaitu siklus I (7), siklus II (8) dan siklus III (9). Subjek 12 pada saat post test mendapat nilai, yaitu siklus I (7), siklus II (7) dan siklus III (9). Subjek 13 pada saat post test mendapat nilai, yaitu siklus I (7), siklus II (9) dan siklus III (9). Subjek 15 pada saat post test mendapat nilai, yaitu siklus I (6), siklus II (7) dan siklus III (9). Subjek 16 pada saat post test mendapat nilai, yaitu siklus I (6), siklus II (8) dan siklus III (9). Subjek 20 pada saat post test mendapat nilai, yaitu siklus I (6), siklus II (7) dan siklus III (9). Subjek 25 pada saat post test mendapat nilai, yaitu siklus I (7), siklus II (7) dan siklus III (9). Subjek 29 pada saat post test mendapat nilai, yaitu siklus I (7), siklus II (7) dan siklus III (9). Subjek 30 pada saat post test mendapat nilai, yaitu siklus I (7), siklus II (7) dan siklus III (9). Dari pratindakan hingga siklus III terjadi peningkatan.
Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa penggunaan media VCD sangat efektif untuk meningkatkan kemampuan memahami materi pembelajaran teknologi komunikasi dan teknologi transportasi siswa pada mata pelajaran IPS Kelas IV di MI Tsamrotul Huda 1 Jatirogo Demak 2005/ 2006.. Hal ini disebabkan oleh kemudahan siswa dalam memahami materi yang diajarkan dengan media ini yang pada akhirnya berdampak terhadap meningkatkan sikap siswa dalam menyenangi materi, meningkatnya minat, semangat, dan motivasi siswa dalam mempelajari materi yang sedang diajarkan. Dalam setiap kegiatan belajar, siswa selalu menampakkan keaktifan baik dari kegiatan fisik yang mudah diamati sampai kegiatan psikis yang susah diamati. Keberhasilan belajar siswa ditentukan oleh keaktifannya dan keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Belajar harus dilakukan secara aktif baik secara individu maupun kelompok dan guru bertindak sebagai pembimbing dan fasilitator.
Peningkatan keaktifan siswa melalui pembelajaran dengan menggunakan media VCD tersebut mengakibatkan baiknya prestasi hasil belajar yang diperoleh siswa. Hamalik dalam Arsyad (2004:15) mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Hal ini sesuai dengan landasan teori diatas dimana kelebihan dari VCD pembelajaran IPS sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa, adapun kelebihan dari VCD Pembelajaran antara lain jangkauan VCD sangat luas, cepat, merata dan ilmiah.sebagai partner guru dalam mengajar, dengan VCD siswa akan menjadi lebih aktif dalam mengikuti proses belajar mengajar, harganya murah, siswa dapat belajar sendiri dirumah dengan menonton VCD tersebut, VCD dapat menunjukkan unsur gerak sekaligus suara karena dalam penayangannya VCD gerakan dapat diperlambat ataupun dipercepat, VCD dapat menunjukkan objek besar atau kecil, suatu objek dapat juga diperbesar ataupun diperkecil dengan VCD, Penayangan VCD dapat diulang-ulang sehingga siswa dapat belajar sendiri dirumah dengan menonton VCD tersebut, dapat dengan mudah di duplikat, ukuran VCD sangat praktis, mudah dibawa. Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pengajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu. Selain membangkitkan motivasi dan minat siswa, media pembelajaran juga dapat membantu siswa untuk meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data dan memadatkan informasi. Disamping itu menurut Depdiknas (2004: 13) kehadiran media dapat mengatasi rasa kebosanan siswa, jika siswa tertarik dengan apa yang mereka kerjakan, mereka akan menikmati proses belajar mengajar dan memahami materi yang diberikan.
Penggunaan media VCD pembelajaran dalam materi teknologi komunikasi dan teknologi transportasi pada siswa mampu meletakkan dasar-dasar yang kongkrit untuk berfikir, memperbesar perhatian para siswa, meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar, oleh karena itu membuat pelajaran lebih menarik, memberikan pengalaman yang nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri dikalangan siswa, menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinue, hal ini terutama terdapat dalam gambar hidup, membantu tumbuhnya pengertian, dan memberikan pengalaman-pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain serta membantu berkembangnya efisiensi yang lebih mendalam serta keragaman yang lebih banyak dalam belajar. Jadi dengan diberikan pembelajaran teknologi komunikasi dan teknologi transportasi menggunakan VCD maka kemampuan memahami materi IPS pada siswa kelas IV MI Tsamrotul Huda I Jatirogo Kec. Bonang Kab. Demak menjadi meningkat dan menghasilkan prestasi belajar yang baik.
BAB V
PENUTUP

A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa melalui penerapan model pembelajaran menggunakan media VCD pembelajaran, mampu meningkatkan kemampuan memahami materi dengan pokok bahasan teknologi komunikasi dan teknologi transportasi. Hal ini tampak dari peningkatan nilai rata-rata yang pada awalnya kemampuan siswa pada siklus I hanya (6,7), kemudian pada siklus II meningkat menjadi (7,4), dan pada siklus III nilai rata- rata meningkat lagi menjadi (8,2).
Peningkatan kemampuan memahami materi tersebut disebabkan karena adanya peningkatan perilaku siswa saat pembelajaran dari pratindakan ke tindakan siklus I, tindakan siklus II dan tindakan siklus III. Pada mulanya ketertarikan siswa pada pembelajaran IPS masih rendah, dan siswa kesulitan merasa kesulitan dalam memahami materi pelajaran. Akan tetapi setelah menggunakan media VCD pembelajaran rasa ketertarikan dan keaktifan siswa nampak mulai meningkat. Dengan adanya VCD pembelajaran IPS siswa mulai berani untuk mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan maupun memberikan komentar atas materi yang sedang disampaikan oleh guru. Selain itu perilaku-perilaku siswa yang kurang mendukung juga sudah berkurang, adanya siswa yang gaduh, berbicara sendiri maupun berbicara dengan teman saat proses kegiatan belajar mengajar berlangsung, maupun mengantuk saat mendapat penjelasan materi dari guru sudah tidak terlihat lagi.

B. Saran
Berdasarkan simpulan di atas, maka disarankan:
1. Sebagai bahan pertimbangan guru di MI Tsamrotul Huda I Kec. Bonang Kab. Demak hendaknya dalam pembelajaran khususnya pada pembelajaran IPS menggunakan media VCD pembelajaran, sehingga pembelajaran menjadi lebih optimal dan siswa mendapatkan nilai yang diharapkan.
2. Guru dalam mengajar hendaknya lebih menguasai materi yang akan di ajarkan dan meningkatkan kemampuan komunikasi antar personal, guru dengan siswa sehingga terjalin interaksi sosial dalam kelas secara baik sehingga siswa tidak merasa tertekan dalam mengikuti proses belajar mengajar dan siswa menjadi lebih aktif dalam belajar.
3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan mengambil pokok bahasan yang lain sehingga diperoleh hasil yang lebih meyakinkan tentang keefektifan media VCD pembelajaran dalam pembelajaran IPS.





DAFTAR PUSTAKA

Achmad, Arief. 2004. Pemanfaatan Media Massa Sebagai Sumber Pembelajaran IPS di Tingkat Persekolahan. htpp//www.google.com/Pemanfaatan Media Massa Sebagai Sumber Pembelajaran IPS di Tingkat Persekolahan.Htm. (5 Mei 2005).

Alhadza, Abdullah. 2005. Pengaruh Motivasi Berprestasi dan Perilaku Komunikasi Antar Pribadi Terhadap Efektivitas Kepemimpinan Kepala Sekolah. htpp//www.depdiknas.go.id/Survei Terhadap Kepala SLTP Di Provinsi Sulawesi Tenggara. (23 November 2005).

Anonim. 2004. Prestasi. http//www.google.com/Prestasi Belajar.(5 Mei 2005).

Anonim. Video Help. 2005. htpp//www.yahoo.com/ Delivery Methods - Online & Distance Learning Colorado State Continuing Education.htm.(10 Ag. 2005).

Arikunto, Suharsimi. 2002. Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta:Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi V. Jakarta:Rineka Cipta.

Arsyad, Azhar. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta:Raja Grafindo Persada.

Barbara B, Seels. 1994. Teknologi Pembelajaran Definisi dan Kawasannya. Jakarta:Unit Percetakan UNJ.

Danim, Sudarwan. 1995. Media Komunikasi Pendidikan:Pelayanan profesi pembelajaran mutu hasil belajar. Jakarta:Erlangga.

Depdikbud. 1994. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Jakarta:Rineka Cipta.

Dimyan dan Mujiono. 1994. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Depdikbud.

Grant, Block. Panduan Penyusunan Program Kerja Sekolah.. htpp//www.google.com. (23 November 2005).

Hamalik, Oemar.1985. Media Pendidikan. Bandung:Alumni.

Hamalik, Oemar. 1994. Media Pendidikan. Bandung:Citra Aditya Bhakti.

Haryono, Anung. 1987. Pengembangan Program Media Intruksional. Semarang: Pustekom dan IKIP Semarang.

Kasbolah, Kasihani. 1999. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:Depdikbud.

Miarso, Jusufhadi. 1986. Definisi Teknologi Pendidikan. Jakarta:Rajawali.

Miarso, Jusufhadi. 1994. Kurikulum untuk abad 21. Jakarta:Grasindo.

Miarso, Jusufhadi. 2004. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta:Prenada Media.

Pannen, Paulina, dkk. 1999. Cakrawala Pendidikan. Jakarta. Universitas Terbuka.

Rohani, Ahmad.1997. Media Instruksional Edukatif. Jakarta:Rineka Cipta.

Sadiman, Arief. dkk. 1996. Media Pendidikan (Pengertian, Pengembangan, dan pemanfaatan).Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sadiman, Arief. dkk. 2002. Media Pendidikan (Pengertian, Pengembangan, dan pemanfaatan).Jakarta: Raja Grafindo Persada

Slameto. 2003. Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta:Rineka Cipta.

Slamet, Ph. Karakteristik Kepala Sekolah Tangguh. Htpp//www.depdiknas.go.id. (23 November 2005).

Sudjana, Nana dan Ibrahim. 2001. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru OFFSET.

Sudjana, Nana dan Rivai, Ahmad. 1989. Teknologi Pengajaran. Bandung:Sinar Baru OFFSET.

Sugandi, Achmad, dkk. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang:IKIP PRESS.

Sugandi, Achmad, dkk. 2004. Teori Pembelajaran. Semarang:UPT MKK UNNES.

Suleiman. 1981. Media Audio-Visual untuk Pengajaran, Penerangan, dan Penyuluhan. Jakarta:Gramedia.

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1993. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Depdikbud.

Veithzal, Rivai. 2005. Prestasi Belajar. http//www.yahoo.com/Editorial Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Edisi 38.htm. (25 Juli 2005).

No comments:

Post a Comment